Adapunkomposisi pencampuran batu bara, kulit kacang tanah dan lem serta tekanan yang diberikan ditunjukkan pada tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Komposisi campuran bahan baku dan tekanan No Sampel Komposisi (%) Ukuran Partikel (Mesh)Kacang Tekanan Batu Bara (kg/cm2) Kulit Tepung Kanji 1.1 70 20 10 30 8.43 1.2 50 40 10 30 8.43
Kini, kita sering menjumpai berbagai blog khususnya blog mengenai budidaya dan pertanian yang memberikan informasi mengenai cara menanam kacang tanah. Namun, yang jadi pertanyaan adalah, apakah informasi tersebut benar? Itulah yang pertanyaan bagi semua orang khususnya para pemula yang menanyakan bagaimana cara menanam kacang tanah dengan baik dan benar juga mudah di artikel kali ini, kita akan memberikan informasi dan pengetahuan mengenai cara menanam kacang tanah secara detil dan benar. Jadi, Anda tak perlu khawatir lagi jika kurang paham mengenai pertanian. Selain itu, cara-cara yang akan kita jabarkan di bawah ini sangat cocok untuk Anda yang pemula sekali pun. Apalagi di negeri kita ini banyak sekali jenis tanaman kacang tanah dan kacang tanah atau tanaman sejenisnya yang termasuk jagung, kedelai, dan padi, di Indonesia sangat banyak dan beragam ditanami dalam dunia pertanian. Baca juga Cara Menanam Daun KetumbarBahkan di Indonesia pun pertanian termasuk kacang tanah ini sudah masuk dalam dunia bisnis pertanian atau biasa disebut juga sebagai tanah yang memiliki bahasa latin Arachis Hypogaea ini pada umumnya ditanam dengan metode sela. Dalam dunia pertanian, metode sela biasa disebut sebagai metode tumpang sari. Nah, maka sebab itu, para petani lebih banyak menggunakan metode tumpang sari untuk menanam kacang tanah. Lagipula, menanam kacang tanah dengan menggunakan metode tumpang sari ini sangat baik untuk tanaman kacang jugaCara Budidaya Jamur TiramCara Menanam ApelCara Mencangkok Tanaman1. Lahan Menanam Kacang TanahUntuk melakukan penanaman kacang tanah yang cocok adalah menanam tanaman di daerah yang memiliki ketinggian dari 50 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Sehingga, dengan kata lain bahwa tanaman kacang tanah ini sangat cocok di daerah dataran rendah yang memiliki suhu tinggi. Maka, tanaman kacang tanah lebih cocok di musim kemarau dibandingkan musim hal itu tidak menutup kemungkinan kalau tanaman kacang tanah ini tidak bisa ditanam di daerah yang memiliki ketinggian hingga 1500 meter di atas permukaan laut.Baca juga Cara Budidaya Ikan ArwanaTapi, kebanyakan petani di Indonesia lebih memilih daerah dataran dataran rendah untuk menanam kacang tanah ini karena suhu yang stabil dan cocok untuk tanaman kacang tanah dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Tak hanya itu, bahwa tanaman kacang tanah ini sangat memerlukan sinar matahari secara penuh untuk membantu proses pertumbuhan dan perkembangannya agar ia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sempurna juga berkualitas. Dengan adanya sinar matahari secara penuh, maka tanaman kacang tanah dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik dan maksimal. Baca juga Cara Menanam KunyitIklimSelain memperhatikan lahan untuk menanam kacang tanah, Anda juga perlu Memperhatikan iklim dan cuaca saat menanam kacang tanah. Karena iklim dan cuaca juga sangat berpengaruh penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kacang tanah yang Anda tanam hingga menghasilkan hasil panen yang berkualitas dan memuaskan untuk penghasilan Anda dalam agrobisnis Anda di bidang diketahui, bahwa tanaman kacang tanah ini sangatlah cocok dengan iklim yang memiliki intensitas sedang alias tidak terlalu rendah, dan juga tidak terlalu tinggi. Jadi, tanaman kacang tanah sangat tidak cocok dengan iklim yang ekstrim. Dengan kata lain, bahwa tanaman kacang tanah sangat cocok dengan daerah yang beriklim tropis. Itu sebabnya kenapa negeri kita yang beriklim tropis ini sangat cocok dan banyak para petaninya yang memilih membudidaya kacang tanah dibanding sayuran palawija jugaCara Menanam Cabe MerahCara Budidaya Bunga MawarCara Budidaya Jamur TiramCurah HujanTak hanya pada suhunya, bahkan curah hujan pun juga diperhitungkan dalam menanam kacang tanah untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan maksimal. Dengan adanya curah hujan yang terlalu tinggi, maka tanaman kacang tanah yang Anda tanam akan sulit melakukan penyerbukan. Sehingga dapat menghambat perkembangbiakan tanaman kacang menghambat penyerbukan dan perkembangbiakan, curah hujan yang tinggi juga dapat menghambat pengakaran yang terjadi pada tanaman kacang tanah. Dengan demikian, kacang tanah akan susah mengambil air dari dalam tanah. Apalagi ketika Anda menanam kacang tanah di daerah yang terlalu lembab. Hal ini akan mempersulit pertumbuhannya karena proses pengakaran pada tanaman kacang tanah akan terhambat. Baca juga Cara Budidaya Bunga AsterSebenarnya yang membuat kacang tanah tersebut terhambat pertumbuhan dan perkembangannya bukan karena kelembaban tanah. Melainkan jamur dan berbagai penyakit yang menyerang tanaman, nah, jamur dan berbagai penyakit tersebut muncul karena adanya udara yang terlalu lembab di daerah TanahDalam menanam kacang tanah, kita juga perlu memperhatikan kondisi tanah yang kita gunakan sebagai media tanam kacang tanah kita. Jangan sampai kita menggunakan tanah yang kurang cocok dan malah membuat tanaman kacang tanah kita tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Maka dari itu, kita perlu memperhatikan kondisi tanah yang kita gunakan sebagai media tanam kacang tanah. Baca juga Cara Budidaya DurianTanah yang baik sebagai media tanam kacang tanah adalah tanah yang gembur. Tanah yang gembur ini adalah tanah yang sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang tanah. Hal ini dikarenakan adanya unsur hara yang di antaranya adalah Pospat, Kalium, dan Nitrogen yang cukup. Sehingga kebutuhan dan nutrisi tanaman kacang tanah pun terpenuhi dari beberapa unsur hara dalam tanah KeasamanAdanya tanah yang gembur, membuat tanaman kacang tanah dapat berkembang dengan baik dan tumbuh memanjang ke dalam tanah dengan leluasa. Selain itu, tanaman kacang tanah sangat cocok dengan tanah yang memiliki keasaman tanah sekitar 5 sampai 6,3 pH.Baca juga Cara Menanam KencurUnsur CaJika Anda menginginkan hasil yang maksimal dari budidaya kacang tanah ini sebenarnya cukup mudah. Cukup berikan unsur Ca pada tanah yang Anda gunakan sebagai media tanam kacang tanah. Dengan Anda me-supply unsur Ca pada tanah yang Anda gunakan sebagai media tanam kacang tanah, membuat tanaman kacang tanah Anda dapat berbuah dengan maksimal dan baik. Hal ini dikarenakan bahwa unsur Ca dapat membantu produktivitas tanaman kacang dan KapurSelain unsur Ca, Anda juga bisa memberinya dolomit atau kapur pada tanah yang Anda gunakan. Namun, sebenarnya dolomit ini hanya digunakan ketika kondisi tanah memiliki tingkat keasaman yang tinggi alias kadar pH terlalu tinggi sehingga membuat tanaman kacang tanah ini terhambat pertumbuhannya. Nah, sedangkan kapur, bisa Anda gunakan jika kondisi tanah memiliki kelembaban yang terlalu tinggi alias tanah yang terlalu basah. Kedua unsur tersebut dapat menetralkan dan menyesuaikan kondisi tanah yang sesuai dengan tanaman kacang NUnsur lain yang dapat membantu pertumbuhahn dan perkembangan tanaman kacang tanah adalah unsur N. Memang sih, kalau tanaman kacang tanah ini mempunyai bintil akar akar yang mana bintil tersebut dapat digunakan sebagai tempatnya para bakteri Rhizobium berkembang, yang mana bakteri-bakteri tersebut dapat menghasilkan unsur N. Namun, untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman kacang tanah, Anda juga memerlukan yang namanya unsur N unsur N ini sangat dibutuhkan ketika pada awal tahap menanam kacang tanah. Jadi, ketika Anda hendak menanam kacang tanah, sebaiknya Anda siapkan dan tambahkan unsur N pada media tanam kacang tanah. Jika Anda menambahkan unsur N pada media tanam kacang tanah ini, Anda bisa mengoptimalkan pertumbuhan hingga 85% lebih cepat dibandingkan tidak menambahkan unsur N.Baca juga Cara Menanam TebuJadi, dari beberapa penjelasan di atas mengenai lahan apa yang cocok untuk menanam kacang tanah dapat disimpulkan sebagai berikutKacang tanah cocok di dataran tinggi 50 sampai 500 meter di atas permukaan laut,Membutuhkan sinar matahari secara penuh,Iklim sedang adalah iklim yang tepat untuk menanam kacang tanah,Curah hujan yang sedikit, dengan kata lain menanam kacang tanah tepatnya di musim kemarau,Kelembaban yang rendah,Tanah gembur dan tingkat keasaman sekitar 5 sampai 6,3 pH,Terdapat unsur hara pada tanah, danUnsur tambahan seperti unsur Ca, dolmit atau kapur, dan unsur JugaCara Mencangkok TanamanCara Menanam Cabe KeritingCara Menanam Bawang Merah di Pot2. Memilih Bibit Kacang TanahDalam tahap pemilihan bibit, Anda bisa mengambil bibit kacang tanah dari tanaman kacang tanah yang sudah tua. Ya, kira-kira tanaman kacang tanah yang sudah mencapai usia sekitar 100 hari. Berikut ini adalah ciri-ciri tanaman kacang tanah yang bisa Anda gunakan sebagai bibit kacang tanahKacang tanah yang mulai terlihat warnanya seperti kehitaman, danKacang tanah ketika dibuka, terdapat selaput dara,Jadi, agar Anda tidak bekerja dua kali, sebaiknya Anda melakukan sortie kacang tanah saat masa panen tiba. Jadi, ketika Anda memanen kacang tanah, sebaiknya Anda sortir kacang tanah mana yang sekiranya bisa Anda gunakan sebagai benih kacang tanah. Silahkan Anda sortir sesuai dengan ciri-ciri yang yang sudah disebutkan di atas. Baca juga Cara Menanam JaheSetelah benih sudah Anda dapatkan, lanjut ke proses berikut iniJemurlah benih kacang selama 3 sampai 5 hari di bawah terik matahari langsung,Setelah dijemur, simpanlah benih kacang tanah selama 3 sampai 6 bulan. Saat proses penyimpanan benih kacang, jangan sampai cangkang kacang terbuka, agar benih sudah benar-benar matang saat hendak buka cangkang kacang tanah, danBenih sudah siap untuk jugaCara Budidaya Jamur TiramCara Menanam ApelCara Mencangkok Tanaman3. Pengelolahan Tanah Secara OrganikDalam budidaya atau menanam kacang tanah, tidak salahnya kita mengelolah tanah sebagai media tanam kacang tanah ini secara organik. Dengan menggunakan cara organik, Anda akan mendapatkan kacang tanah yang berkualitas organik dan lebih terlihat alami tanpa adanya bahan-bahan lain. Baca juga Cara Menanam Cabe KeritingBerikut ini adalah cara dan tahap dalam proses pengelolahan tanah secara organikMenggemburkan tanah,Menaburkan kapur atau dolomit pada tanah,Melakukan pemupukan awal yang dicampuri ke tanah,Membuat bedengan jika tanah rawan akan genangan air,Penaburan benih dengan jarak 25 x 25 cm, danPenyiraman tanaman kacang ini akan kita jelaskan cara menanam kacang tanah secara organik lebih jugaCara Menanam Cabe MerahCara Budidaya Bunga MawarCara Budidaya Jamur Tiram4. Menggemburkan TanahGemburkan tanah sebagai media tanam terlebih dahulu, agar kacang tanah dapat dibudidaya dengan kualitas yang maksimal. Dalam menggemburkan tanah, Anda bisa menggunakan cangkul. Selain menggunakan teknik cangkul, Anda pun juga bisa menggunakan teknik membajak. Usahakan dalam membajak atau menggemburkan tanah, butiran tanah sampai menjadi lebih halus strukturnya. Baca juga Cara Menanam Jeruk Nipis5. Menaburkan Kapur atau DolomitSetelah tanah sudah tampak gembur, selanjutnya Anda bisa menaburkan dolomite atau kapur pada tanah sebagai media tanam kacang tanah Anda. Ingat! Jika keasaman tanah tinggi, maka Anda bisa menaburkan kapur, dan jika tanah terasa kelembabannya terlalu tinggi, maka Anda bisa menaburkan dolomit pada tanah tersebut. Takaran untuk kapur atau dolomit, per hektar tanah dapat ditaburi sebanyak 2 JugaCara Menanam AlpukatCara Menanam Sirih MerahCara Menanam Daun Salam6. Pemupukan AwalDalam proses pemupukan awal, Anda bisa menggunakan pupuk kandang atau kompos. Pupuk yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah pupuk yang sudah matang. Usahakan untuk mendapatkan pupuk matang yang benar-benar murni. Jadi, carilah pupuk kandang atau kompos yang sudah matang di toko jugaCara Budidaya JangkrikCara Menanam MarkisaCara Menanam Buah TinAnda juga bisa menambahkan dengan pupuk kandang yang terbuat dari kotoran hewan-hewan ternak seperti ayam, sapi, dan kambing. Sebenarnya, Anda juga bisa memilih salah satu dari ketiga pupuk tersebut, bahkan juga mencampurkannya dari ketiga pupuk tersebut yaitu pupuk kandang murni, kompos murni, dan pupuk kandang yang masih pupuk-pupuk tersebut ke tanah yang sudah Anda siapkan sebelumnya sebagai media tanam kacang tanah. Baca juga Cara Budidaya Ayam Petelur7. Membuat BedenganDalam menanam kacang tanah, Anda bisa menggunakan bedengan atau tidak menggunakannya juga tidak jadi masalah. Karena, pada dasarnya bedengan merupakan alat untuk antisipasi adanya genangan air yang berlebih. Jadi, Anda bisa tidak menggunakan bedengan jika tanah dirasa tidak rawan akan genangan air. Baca juga Cara Menanam Jambu BijiGenangan air yang berlebih dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang tanah dan membuatnya memiliki buah yang kurang berkualitas. Apalagi, tanaman kacang tanah sangat membutuhkan kondisi tanah yang drainase agar dapat berkembang secara JugaCara Mencangkok TanamanCara Menanam Cabe KeritingCara Menanam Bawang Merah di Pot8. PenunggakanDalam menanam kacang tanah, Anda bisa menggunakan sistem penunggakan tanaman dengan ketentuan jarak sekitar 25 x 25 cm. Anda bisa menaburi atau memberi satu benih kacang tanah pada setiap lubang. Jadi, jika dikalkulasikan, bahwa lahan yang seluas 1 hektar, akan membutuhkan benih sebanyak kira-kira 50 kg jugaCara Budidaya Ikan KoiCara Menanam KangkungCara Menanam Bawang Merah9. PenyiramanJika benih sudah tertaburi semuanya, jangan lupa untuk melakukan penyiraman secara rutin setiap hari. Penyiraman yang baik untuk tanaman kacang tanah adalah di waktu pagi dan sore hari. Karena pada waktu tersebut, sinar matahari tidak kontak langsung dengan tanaman. Selain itu, sinar matahari yang cukup untuk pertumbuhan tanaman kacang tanah di masa penyiraman. Baca juga Cara Menanam Bunga AsokaUmumnya, tanaman kacang tanah akan mulai berkecambah atau tumbuh setelah 4 sampai 7 hari setelah proses PanenAnda sudah bisa memulai pemanenan kacang tanah Anda, jika kacang tanah Anda sudah mencapai usia sekitrar 90 hari setelah proses penanaman. Berikut ini adalah ciri-ciri dari kacang tanah yang sudah siap untuk dipanenKacang tanah sudah mulai terasa keras atau mengeras,Daun tanaman sudah mulai berwarna kuning dan berguguran,Anda bisa cek kacang tanah dengan mengambil secara acak, jika kacang tanah terisi penuh, maka kacang tanah siap Budidaya Jamur TiramCara Menanam ApelCara Mencangkok TanamanLihat juga panduan lengkapa cara menanam kacang tanah berikut ini Itulah penjelasan dari kita mengenai cara menanam kacang tanah. Cara-cara tersebut merupakan cara menanam kacang tanah yang sangat mudah untuk diterapkan, sekalipun untuk orang pemula dalam ilmu budidaya. Salam budidaya!Baca JugaCara Menanam BonsaiCara Menanam Pohon KelapaCara Menanam KersenCara Menanam Bunga MelatiCara Menanam Bunga KertasCara Budidaya Bunga AsterCara Budidaya JangkrikCara Menanam MarkisaCara Menanam Buah Tin
CaraMenggunakan Batu Mustika Kacang Tanah Sudah Banyak Yang Membuktikan merupakan jenis benda bertuah yang dipercaya dapat membawa keberuntungan, kesehatan dan kemakmuran bagi pemiliknya. Istilah "mustika" berasal dari kata "batu ajaib" dalam bahasa Indonesia. Bagaimanakah cara tanam kacang tanah yang betul? Artikel ini akan membincangkan cara-cara penanaman tumbuhan ini yang betul. Kacang tanah ialah tanaman dalam bentuk semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya Brazil. Kacang tanah ialah salah satu sumber makanan utama di dunia. Ia juga merupakan salah satu jenis kacang yang paling banyak ditanam. Kacang tanah Arachis hypogaea L. Merr. ditanam di tanah kering. Pada masa ini, penanaman kacang telah berkembang ke kawasan sawah, iaitu semasa sawah sangat kering untuk tanam padi Rahmianna et al. 2013. Syarat pertumbuhan Jenis tanah yang baik untuk pokok kacang tanah adalah jenis tanah loam berpasir, longgar dan subur. Jika menggunakan tanah liat, kacang tanah susah untuk membentuk lubang selepas berbunga. Keasidan pH tanah yang sesuai untuk kacang tanah adalah Rahmianna et al. 2013. Untuk meningkatkan pH tanah, terutama di tanah yang sangat berasid, pengapuran dilakukan pada dosis 2 tan / ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum penanaman. Ketersediaan air di dalam tanah sangat penting. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi layu dan mati. Namun, tanah tidak boleh terlalu lumpur, terutama semasa pengisian polong sebelum panen. Iklim Tempat yang sesuai untuk penanaman yang optimum ialah 50 – 500 m di atas paras laut. Tetapi pokok ini masih boleh tumbuh di bawah ketinggian m dpl. Hujan pula perlu mempunyai curahan di antara 800-1,300 mm / tahun. Hujan yang terlalu lebat akan menyukarkan serangga untuk melakukan pendebungaan dan akan meningkatkan kelembapan di sekitar tanaman kacang. Suhu udara yang sesuai adalah sekitar 28-320C. Apabila suhu di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhenti. Kelembapan udara pula berkisar antara 65-75%. Pendedahan sinar matahari sepenuhnya diperlukan bagi tanaman ini terutamanya untuk kesuburan daun dan pengisian kacang tanah. Oleh itu, kacang tanah tidak suka dibawah bumbung. Benih Keperluan untuk biji / benih kacang tanah yang baik adalah Berasal dari tanaman baru dan varieti yang sihatBerdaya maju viability tinggi lebih daripada 90% dan sihatKulit biji berkilat, tidak ada kedutan dan kecacatanKandungan kelembapan benih berkisar antara 9-12%. Pembinaan batas Pembukaan tanah dibuat dengan cara membajak dan menggali bagi membersihkan tanah dari semua jenis rumpai rumpai dan akar tanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan pengembangan akar tanaman dan menghilangkan perosak dan penyakit. Penanaman Buat batas dengan lebar 80 cm, panjang disesuaikan dengan saiz tanah. Ketinggian batas pula adalah 20-30 cm. Di antara batas perlu disediakan parit. Di tanah yang subur, biji kacang ditanam dalam baris dengan jarak 20 x 20 cm dengan membuat lubang dan biji benih di letakkan di dalam lubang. Penyelenggaraan Pembersihan rumpai dilakukan 2 kali iaitu pada usia 1 dan 6 minggu, dengan berhati-hati agar tidak merosakkan bunga dan buahnya. Penimbunan dilakukan secara serentak semasa pembersihan rumpai, bertujuan untuk menutup akar. Pengairan dilakukan untuk menjaga kelembapan tanah. Untuk mengekalkan kelembapan pada musim kemarau, mulsa jerami dan lain-lain boleh digunakan. Elakkan penyiraman jika pokok telah mengeluarkan bunga. Ini kerana ia boleh mengganggu proses pendebungaan Pembajaan secara amnya dilakukan sebanyak 2 kali, iaitu semasa penanaman dan semasa pembungaan dengan dos 10 gram / pokok. Kompos boleh diberikan 1 minggu sebelum tanam. Perosak Perosak yang biasanya menyerang kacang tanah adalah uret, cacing tentara dan kumbang daun. Kawalan dari perosak iaitu dengan mengemburkan tanah dengan betul, mencampurkan dengan kompos yang sudah matang, menanam secara serentak, pembersihan rumpai intensif. Jika pokok kacang mati, pokok kacang tersebut perlu segera dimusnahkan untuk mengelakkan jangkitan pada pokok lain Penyakit Penyakit yang kerap muncul pada kacang tanah iaitu penyakit layu yang disebabkan bakteria Xanthomonas solanacearum dan penyakit titik daun yang disebabkan kulat Cercospora personata dan Cercospora arachidicola. Kawalan terhadap penyakit ini dengan cara putaran tanaman atau ganti tanaman dengan tanaman lain selepas dituai. Jika boleh gunakan varieti yang tahan penyakit dan gunakan pesticide secukupnya. Bila tanaman mati kerana penyakit, musnahkan dengan cara dibakar agar tak menular. Tuaian Umur untuk menuai tanaman kacang bergantung kepada jenisnya, iaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Ciri-ciri kacang yang siap dituai adalah Batangnya mulai mengerasDaunnya bertukar menjadi kuning dan sebahagiannya mulai jatuh, Polong penuh dan keras. Warna polong berwarna coklat gelap. Diharapkan artikel ini akan memberikan para pembaca mengetahui cara tanam kacang tanah yang betul. Cara Tanam pokok lain yang anda perlu tahu Cara Tanam Pokok KelapaCara Tanam Limau KasturiCara Tanam TimunCara Tanam Kacang BendiCara Tanam Ubi KayuCara Tanam Kacang TanahCara Tanam KubisCara Tanam PeriaCara Tanam PandanCara Tanam HaliaCara Tanam TerungCara Tanam KunyitCara Tanam Pokok RambutanCara Tanam StrawberryCara Tanam PisangCara Tanam KentangCara Tanam KangkungCara Tanam Ubi KeledekCara Tanam Bunga KantanCara Tanam Avocado Rujukan Rahmianna, A. A., Pratiwi, H., Harnowo, D. 2013. Budidaya Kacang Tanah. Monograf Balitkabi No. 13. Malang. Penulis menetap di Indonesia dan memiliki Ijazah sarjana muda pertanian dari Universitas Jenderal Soedirman dan Ijazah Sarjana PertanianMaster dari Institut Pertanian Bogor, Indonesia. Berminat berkongsi idea dan maklumat berkenaan pertanian dengan masyarakat Continue Reading

Berikutdata lengkap tentang Cara Menanam Kacang Hijau Menggunakan Tanah. Tak hanya memikirkan kandungan dalam tanah. Cara menanam kac

The problem that arises in plant cultivation activities is the possibility of a decline in plant growth which will result in decreased yields of cultivated plants. The sedentary agricultural system in Mosopotamia originated in the Southeast Asian region now known as Indonesia in about 10,000 BC. The practice of planting on the soil continuously will reduce soil fertility. Research shows that the availability of nutrients is the most important for plant growth, so fertilization is the best way to provide nutrients for plants and maintain soil fertility. Lime is any material that contains Ca or Mg which can be given to the soil to raise the pH. The materials in question are limestone calcium carbonate CaCO3, burning lime CaO, or slaked lime Ca OH2. In addition, liming materials in the form of other calcium compounds such as natural phosphate or superphosphate can also be used, namely a mixture of mono calcium phosphate Ca H2PO42, calcium sulfate CaSO4, dolomite Ca Mg SO4 and oyster shells. . Lime application can be done by mixing it with the soil, spreading it on the soil surface and spraying method. Figures - uploaded by Basuki WasisAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Basuki WasisContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 TEKNIK PEMBERIAN KAPUR 1 LIME APPLICATION TECHNIQUES Edisi 17 Agustus 2020 3 Basuki Wasis 2 1 Makalah pengayaan materi mata kuliah Pengelolaan Nutrisi Hutan tahun 2020 2 Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor, Jawa Barat 3 Hari Kemerdekaan Negara Republik Indonesia Independence Day of the Republic of Indonesia ABSTRACT The problem that arises in plant cultivation activities is the possibility of a decline in plant growth which will result in decreased yields of cultivated plants. The sedentary agricultural system in Mosopotamia originated in the Southeast Asian region now known as Indonesia in about 10,000 BC. The practice of planting on the soil continuously will reduce soil fertility. Research shows that the availability of nutrients is the most important for plant growth, so fertilization is the best way to provide nutrients for plants and maintain soil fertility. Lime is any material that contains Ca or Mg which can be given to the soil to raise the pH. The materials in question are limestone calcium carbonate CaCO3, burning lime CaO, or slaked lime Ca OH2. In addition, liming materials in the form of other calcium compounds such as natural phosphate or superphosphate can also be used, namely a mixture of mono calcium phosphate Ca H2PO42, calcium sulfate CaSO4, dolomite Ca Mg SO4 and oyster shells. . Lime application can be done by mixing it with the soil, spreading it on the soil surface and spraying method. Key words calcium, lime, lime application, plant growth, spraying method, ABSTRAK Permasalahan yang muncul pada kegiatan budidaya tanaman adalah kemungkinan terjadinya penurunan pertumbuhan tanaman yang akan berakibat menurunnya hasil panen tanaman yang dibudidayakan. Sistem pertanian menetap di Mosopotamia berasal dari wilayah Asia Tenggara sekarang bernama Indonesia pada tahun sekitar SM. 2 Praktek menanam pada tanah secara terus menurus akan menurunkan kesuburan tanah. Penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan unsur hara merupakan yang terpenting bagi pertumbuhan tanaman, sehingga pemupukan merupakan cara yang terbaik untuk penyediaan hara bagi tanaman dan mempertahankan kesuburan tanah. Kapur adalah setiap bahan yang mengandung Ca maupun Mg yang dapat diberikan kepada tanah untuk menaikan pH. Bahan bahan yang dimaksud adalah batu kapur kalsium karbonat CaCO3, kapur bakar CaO, atau kapur mati Ca OH2. Selain itu dapat juga digunakan bahan pengapuran yang berupa senyawa kalsium lainnya seperti fosfat alam, atau superfosfat, yaitu campuran mono kalsium fosfat CaH2PO42, kalsium sulfat CaSO4, dolomit Ca Mg SO4 dan kulit kerang oyster shells. Pemberian kapur dapat dilakukan dengan cara dicampur dengan tanah, cara disebar pada permukaan tanah dan cara disemprot. Kata kunci cara disebar, cara disemprot, kapur, pemberian kapur, pertumbuhan tanaman I. PENDAHULUAN Permaalahan yang muncul pada kegiatan budidaya tanaman adalah kemungkinan terjadinya penurunan pertumbuhan tanaman yang akan berakibat menurunnya hasil panen tanaman yang dibudidayakan. Penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan unsur hara merupakan yang terpenting bagi pertumbuhan tanaman, sehingga pemupukan merupakan cara yang terbaik untuk penyediaan hara bagi tanaman. Terlebih lagi tanah pasca tambang yang secara umum miskin hara sehingga pemupukan harus dilakukan Wasis 2014; Wasis et al 2016 ; Wasis dan Andika 2017; Wasis et al 2018; Wasis et al 2019; Wasis dan Alkautsar 2019; Wasis dan Sandra 2020. Pupuk adalah bahan untuk diberikan kepada tanaman baik langsung maupun tidak langsung guna mendorong pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi atau memperbaiki kualitasnya, sebagai akibat perbaikan nutrisi tanaman. Sedangkan pemupukan artinya pemberian pupuk kepada tanaman ataupun kepada tanah dan substrat lainnya Leiwakabessy dan Sutandi 1998 Menurut Hardjowigeno 1986 pupuk adalah semua bahan yang diberikan kepada tanah dengan maksud untuk memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Ketersediaan unsur hara sangat diperlukan tanaman atau tumbuhan. Ketersediaan hara dapat terjadi melalui dekomposisi bahan organik, pelapukan batuan, kebakaran hutan dan lahan, pemupukan, pengapuran, air hujan, air irigasi dan lainnya. Pemupukan yang sering juga digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman adalah pemupukan kedalam bedia tumbuh atau tanah. Tujuan pemupukan adalah untuk memperoleh produksi yang tinggi dan bernilai dengan penyediaan hara sambil mempertahankan atau memperbaiki kesuburan tanah tanpa merusak Setyamidjaja 1986 ; Wasis 1990; Wasis et 3 al 1996; Leiwakabessy dan Sutandi 1998; Wasis 2002; Wasis 2003; Wasis 2004; Wasis 2005; Wasis 2006; Wasis 2009; Wasis 2011; Wasis 2012; Wasis 2013. Kapur adalah setiap bahan yang mengandung Ca maupun Mg yang dapat diberikan kepada tanah untuk menaikan pH. Bahan bahan yang dimaksud adalah batu kapur kalsium karbonat CaCO3, kapur bakar CaO, atau kapur mati Ca OH2. Selain itu dapat juga digunakan bahan pengapuran yang berupa senyawa kalsium lainnya seperti fosfat alam, atau superfosfat, yaitu campuran mono kalsium fosfat CaH2PO42, kalsium sulfat CaSO4, dolomit Ca Mg SO4 dan kulit kerang oyster shells Soepardi 1983; Setyamidjaja 1986. Pengapuran adalah pemberian bahan-bahan kapur untuk meningkatkan pH tanah yang bereaksi masam menjadi mendekati netral yaitu sekitar 6,5 – 7. Pada prinsipnya pengapuran bertujuan untuk memperoleh reaksi tanah sampai mendekati netral dimana pada derajat pH yang demikian sebagian besar unsur hara berada dalam keadaan tersedia bagi tanaman Soepardi 1983; Setyamidjaja 1986; Hardjowigeno 1986 Kapur merupakan jenis pupuk yang baik untuk digunakan pada kegiatan budidaya atau pemeliharaan tanaman. Adapun fungsi kapur adalah 1. Memperbaiki sifat kimia seperti pH tanah, KTK dan kesuburan tanah 2. Meningkatkan kesuburan tanah 3. Memperbaiki sifat biologi tanah yaitu kehidupan mikroorganisme 4. Meningkatkan hasil kualitas panen tanaman buah-buahan 5. Memperbaiki ekoistem binatang tanah dan siklus nutrisi pada tanah 6. Dapat mengembalikan unsur hara yang tercuci Penggunaan kapur untuk memperbaiki kesuburan tanah telah digunakan sejak 900- 2500 SM di Mesopotamia Irak. Dimana Herodutus, Theophrastus, Homer dan Xenophon menyatakan bahwa lahan atau kebun dapat diperbaiki keuburan tanahnya dengan pemberian pupuk kandang, kompos, kapur, pupuk hijau dan limbah tanaman mulsa. Tanaman buah-buahan dan sayuran akan tumbuh secara baik dan hasil panen yang makimal jika dilakukan pemberian pupuk kandang, kapur, mulsa, kompos dan pupuk hijau yang cukup. Berdasarkan hasil pengamatan pada Zaman tersebut 900-2500 SM diketahui bahwa menanam terus-menerus menurunkan produktifitas lahan. Sebaliknya menambahkan pupuk kandang/limbah tanaman memulihkan kesuburan tanah. Secara umum sistem pertanian menetap di Mesopotamia diadaptasikan berasal sistem Subak dari Asia Tenggara sekarang wilayah negara Indonesia pada waktu sekitar SM. Sistem Subak tersebut masih dijumpai sampai sekarang yaitu di Bali dan Jawa Wasis, 2010a. Bahan bahan berikut ini pada zaman purba dulu telah dikenal sebagai bahan menaikkan kesuburan tanah yaitu a pupuk kandang, b kompos, c sisa tanaman atau tumbuhan mulsa, d sisa hewan darah, tulang dll, e ekskresi manusia dan hewan, f endapan burung guano, g lumpur sungai dan kolam, g tanah hutan, h rumput laut dan 4 sisa ikan, i pupuk hijau, j tanah bergaram, k abu dari jerami, kayu, tulang, bahan tanah dan l marl liat berkapur, kapur dan gips Leiwakabessy dan Sutandi 1998. Pemberian pupuk kandang, kompos, kapur, mulsa sisa tanaman/tumbuhan dan pupuk hijau tidak berdampak terhadap pencemaran dan atau kerusakan tanah, sehingga sangat dianjurkan diberikan sesering mungkin pada tanah. Praktek budidaya tanaman menunjukkan pemberian pupuk kandang, kapur, kompos, mulsa dan pupuk hijau dapat meningkatkan hasil panen yang sangat memuaskan dan produknya ramah lingkungan. Permintaan kompos, pupuk kandang, mulsa, kapur dan pupuk hijau kedepan akan semakin meningkat karena pihak konsumen menginginkan produk kehutanan kayu, rayon/pakaian, kertas, getah, air mineral dan lainnya, produk perkebunan minyak sawit, biodisel, karet, kopi, coklat dan lainnya dan produk pertanian beras, jagung, kedelai, bawang dan lainnya yang ramah lingkungan. Gambar 1. Pemberian kapur pada tanah sisa tanaman/tumbuhan Sumber 5 Gambar 2 Bahan kapur pertanian Gambar 3. Penggunaan mulsa plastik Sumber 6 Gambar 4. Pemberian pupuk pada pohon Sumber Gambar 5. Pemupukan pohon cara tabur dalam piringan Sumber 7 Gambar 6. Penanaman hutan tanaman industri secara intensif pemupukan dan Pemeliharaan memperpendek daur panen 3-4 tahun Sumber Gambar 7. Pohon durian tumbuh baik karena tercukupi hara Sumber 8 Gambar 8. Mangga berbuah karena kecukupan hara Sumber Gambar 9. Tanaman pisang berbuah karena kecukupan hara Sumber 9 II. TEKNIK PEMBERIAN KAPUR A. Bahan dan Alat 1. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi a. Kapur b. Tanaman semusim seperti padi, jagung, kedelai, sayuran, obat-obatan dan lainnya c. Tanaman keras atau atau pohon sperti Karet, Akasia, Jati, Mangga, Duku, Sengon, Jambu, Sirsak, Durian, Eucalyptus, Kelapa Hibrida, Kelapa Sawit, Coklat, Nangka dan lainnya dan c. Air 2. Alat alat penelitian meliputi takar pupuk/kapur, b. Gelas ukur c. Sendok semen, d. Cangkul e. Timbangan, f. tongkat tugal diameter 5-7 cm dan g. Alat tulis menulis. B. Pelaksanaan Penanaman dan Pemberian Kapur 1. Media Pertumbuhan tanaman Media pertumbuhan tanaman dapat berupa lahan tanah yang telah tumbuh tanaman atau pohon. Tanaman atau pohon sebelum diberikan kapur sebaiknya telah diberikan air pada kondisi kapasitas lapang disiram air secukupnya atau curah hujan yang turun. Kapur diberikan pada kondisi tanah lembab, sehingga sebaiknya dilakukan pada awal dan akhir musim hujan, yaitu pada saat berbagai kegiatan fisiologi tanaman berlangsung dengan giat dan perubahan dalam tanah dapat berlangsung dengan baik karena persediaan air dalam jumlah yang optimal tanah dalam keadaan lembab, sehingga kandungan air dan udara seimbang. Jika kapur diberikan pada musim kemarau dapat dilakukan penyiraman terlebih dahulu sehingga tanah menjadi lembab, biasanya dilakukan pada pohon yang hidup diareal taman kota, tanaman hias atau hutan kota, 2. Persiapan kapur Untuk memperoleh hasil pengapuran yang baik, dalam menggunaan bahan pengapur terutama dengan bahan dasar batu kapur CaCO3 hendaknya diusahakan agar bahan yang digunakan dapat segera tampak pengaruhnya pada tanah. Untuk maksud tersebut batu kapur harus digiling dihaluskan sempat memiliki ukuran yang halus. Rekomendasi umum untuk semua bahan kapur adalah derajat kehalusan butir butirnya harus dapat melalui ayakan 10 mesh 10 lobang/inci2 dengan 40 % di antaranya dapat melewati ayakan 100 mesh sehingga tepung batu kapur itu dapat mudah disebarkan balik secara manual maupun dengan peralatan mekanisasi. 10 Kapur kemudian ditimbang sesuai dosis yang diinginkan sesuai kebutuhan pohon atau tanaman. Takaran kapur dapat menggunakan timbangan atau mengunakan sendok ukur atau wadah ukur. Kapur pada pohon dapat dilakukan dengan cara disebar namun cara ini dapat menyebabkan hilangnya unsur hara dari dalam kapur karena penguapan. Berdasarkan praktek pemberian kapur yang baik adalah cara dibenamkan kapur kedalam tanah lubang dengan kedalamanan 2 -5 cm. 3. Teknik Pemberian Kapur Sebelum melakukan kapur gunakan perlengkapan perlindungan diri seperti masker, sarung tangan, kaca mata, pakaian kerja lapangan. Karena kapur yang tersentuh tangan atau anggota tubuh dapat terserap atau terhirup melalui pernapasan atau kulit, hal ini tentunya dapat membahayakan kesehatan Cara dibenamkan dan disebar a. Tanaman keras pohon Teknik pemberian kapur dapat dilakukan pada lubang yang melingkar sejajar dengan tajuk terluar pohon metode piringan. Tanah digali sedalam 2-5 cm dengan cangkul membentuk lingkaran sesuai proyeksi tajuk pohon terluar. Kapur yang telah dipersiapkan sesuai dosisnya kemudian disebar kedalam lubang secara merata. Kemudian lubang ditutup atau ditimbun dari bahan tanah yang ada pada bagian pinggirnya hasil galian tanah dengan cangkul Setyamidjaja 1986 ; Wasis et al 1996. Permasalahan pembuatan lubang pada piringin sekeliling proyeksi tajuk pohon memerlukan biaya yang mahal biaya pembuatan lubang dan memerlukan waktu yang relatif lama. Dalam efisiensi pemupukan dengan kapur maka diperlukan modifikasi pembuatan lubang yang dilakukan yaitu dengan cara ditugal sebanyak 5 lubang pada sekitar proyeksi tajuk pohon, dimana jarak antar lubang dibuat relatif sama. Pada lubang tugal diberikan kapur sebanyak 20 % dari dosis kapur yang akan diberikan pada pohon tersebut. Setelah kapur diberikan kedalam lubang kemudian ditutup dengan tanah dengan diinjak kaki pada tepi lubang tugal. b. Tanaman sayuran atau persemaian 11 Kapur dicampur dengan tanah yang telah diolah bersama sama dengan menghaluskan/ meratakan tanah yang akan ditanami. Pengolahan tanah dilakukan sampai terbentuk tanah yang gembur dan merata, sehingga meningkatkan aerasi tanah. Campuran tanah, pupuk kandang dan kapur akan merperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi. Sehingga pemberian kapur dicampur pupuk kandang akan memperbaiki kesuburan dan produktivitas tanah jangka panjang. c. Tanaman timun, kacang panjang, kentang, buncis, wortel dan lainnya Kapur diberikan ke dalam lubang yang akan ditanami benih tanaman. Setelah benih diberikan dalam lubang tersebut kemudian ditutup kembali dengan tanah. Kapur dicampur pupuk kandang akan meningkatkan pertumbuhan tanaman sayuran dan hasil panen yang diambil akar atau umbinya seperti kentang, wortel, lobak dan lannya. d. Tanaman bunga –bungaan dan padi Kapur diberikan dengan cara disebar pada sekitar tanaman bunga. Tanaman bunga yang diberikan kapur dapat dalam pot, kantong plastik dan pada tanah langsung. Pada tanaman padi pemberian kapur dapat dilakukan dengan disebar pada lahan sawah. Cara disemprotkan Pada tanaman kacang tanah pengapuran merupakan suatu pekerjaan yang baik untuk menyediakan unsur Ca bagi tumbuhan. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan Ca pada kacang tanah adalah besar, terutama untuk pembentukan polong Setyamidjaja 1986. Pemberian kalsium dapat meningkatkan hasil nyata pada lahan lahan yang miskin kalsium. Tanah yang mengandung cukup Ca akan menghasilkan kacang tanah berkualitas tinggi. Cukup tersedianya Ca di dalam tanah akan memberikan pertumbuhan vegetatif yang baik, pertumbuhan polong yang optimal, putih dan berisi penuh. Kalsium dapat langsung diisap oleh polong yang sedang berkembang dan untuk pertumbuhan biji. Tersedianya kalsium yang cukup pada daerah pembentukan polong adalah sangat penting Suryatna 1976. Cara yang terbaik untuk memberikan Ca pada polong yang sedang berkembang adalah dengan menyemprotkan tepung gypsum halus CaSO4. 2H2O sebanyak 300-500 kg/ha kepada tanaman kacang tanah pada saat pembungaan berlangsung. Gipsum dapat jatuh disekitar daerah pembentukan polong dan Ca akan tersedia pada saat yang dibutuhkan. Menurut BP Bimas 1977 gipsum dapat diberikan secara topdressing pemupukan susulan dengan disebar pada tanaman kacang tanah yang sedang berbunga dengan dosis 400-600 kg/ha. 12 / Gambar 10. Hutan tanaman jati berkecukupan unsur hara kalsium Sumber Gambar 11. Mangga gedong gincu tumbuh baik karena kecukupan hara Sumber 13 Gambar 12. Indonesia penghasil kopi nomor 1 di dunia Sumber Gambar 13. Pemberian mulsa pada tanaman strowberi Sumber 14 Gambar 14. Kapur dan pupuk meningkatkan pertumbuhan kacang tanah Sumber Gambar 15. Kacang tanah yang tumbuh baik dan siap dipanen Sumber 15 4. Tahap Akhir Peralatan pemberian kapur yang digunakan kemudian dibersihkan dan kapur yang masih disimpan pada tempatnya. Demikian perlengkapan pakain, masker dan pelindung diri lainnya dibersihkan atau dicuci. Pada dewasa ini pandemi Corona 19 terutama di kota kota besar telah berkembang pula sistem bertanam dengan medium larutan yang mengandung unsur hara dengan komposisi yang lengkap. Cara bertanam itu disebut dengan sistem hidroponik. Disamping penanaman dengan menggunakan pot atau polibag dengan media kompos atau bahan organik juga sudah banyak dilakukan untuk menanam sayur dan tanaman obat-obatan. Gambar 16. Pemberian pupuk organik dan kapur dengan cara disemprot Sumber 16 Gambar 17. Pemberian pupuk dengan cara disebar pada lahan sawah Sumber Gambar 18. Pupuk organik dan kapur meningkatkan pertumbuhan tanaman Sumber 17 Gambar 19. Pemupukan pada tanaman kelapa sawit Sumber Gambar 20. Pohon tabebuya berbunga di Kota Surabaya Sakura Indonesia karena kecukupan hara 18 Gambar 21 Pohon flamboyan berbunga karena kecukupan hara Sumber Gambar 22. Hutan tanaman untuk produksi bahan rayon/pakaian Sumber dan 19 Gambar 23 . Mangga harum manis berbuah lebat karena kecukupan hara Sumber Gambar 24. Hutan kota di Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia Sumber 20 Gambar 25. Sistem pertanian Subak Bali, Indonesia merupakan awal sistem pertanian menetap di dunia Sumber kintamani .id dan Gambar 26. Bunga mawar dan bendera merah putih Republik Indonesia 21 III. PENUTUP Permasalahan yang muncul pada kegiatan budidaya tanaman adalah kemungkinan terjadinya penurunan pertumbuhan tanaman yang akan berakibat menurunnya hasil panen tanaman yang dibudidayakan. Sistem pertanian menetap di Mosopotamia berasal dari wilayah Asia Tenggara sekarang bernama Indonesia pada tahun sekitar SM. Praktek menanam pada tanah secara terus menurus akan menurunkan kesuburan tanah. Penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan unsur hara merupakan yang terpenting bagi pertumbuhan tanaman, sehingga pemupukan merupakan cara yang terbaik untuk penyediaan hara bagi tanaman dan mempertahankan kesuburan tanah. Kapur adalah setiap bahan yang mengandung Ca maupun Mg yang dapat diberikan kepada tanah untuk menaikan pH. Bahan bahan yang dimaksud adalah batu kapur kalsium karbonat CaCO3, kapur bakar CaO, atau kapur mati Ca OH2. Selain itu dapat juga digunakan bahan pengapuran yang berupa senyawa kalsium lainnya seperti fosfat alam, atau superfosfat, yaitu campuran mono kalsium fosfat CaH2PO42, kalsium sulfat CaSO4, dolomit Ca Mg SO4 dan kulit kerang oyster shells. Pemberian kapur dapat dilakukan dengan cara dicampur dengan tanah, cara disebar pada permukaan tanah dan cara disemprot. DAFTAR PUSTAKA Hamzah Z. 1983. Diktat Ilmu Tanah Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Hardjowigeno, S. 1986. Ilmu Tanah. Akademi Pressindo. Jakarta Lutz HJ and Chandler RF. 1965. Forest Soils. John Wiley & Sons, Inc. New York. Leiwakabessy FM dan Sutandi A. 1998. Pupuk dan Pemupukan. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB Bogor. Sarief ES. 1985. Ilmu Tanah Pertanian. Penerbit Pustaka Buana. Bandung Setyamidjaja D. 1986. Pupuk dan Pemupukan . CV Simplex Jakarta Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian IPB Bogor Suryatna R. 1984. Ilmu Tanah. Penerbit Angkasa. Bandung. 22 Wasis B., Djamhuri E dan Fakuara MYT. 1990. Pensentase stek hidup dan persentase stek berakar tanaman sonokeling Dalbergia latifolia Roxb. pada media tanah Latosol Darmaga. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogor. DOI Wasis B., Anas I., Manan S., dan Saraswati. 1996. Pertumbuhan semai sengon Paraserianthes falcataria L Nielsen melalui pemberian kapur, pupuk TSP dan inokulasi Rhizobium pada tanah masam. Program Pascasarjana IPB Bogor. DOI Wasis B. 1999. Pengaruh kebakaran hutan terhadap sifat tanah d hutan tanaman pinus Pinu merkusii Studi kasus di KPH Tasikmalaya Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogor. ResearchGate DOI Wasis B. 2002. Dampak perusakan Suaka Margasatwa Cikepuh terhadap kerusakan sifat kimia tanah. Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogor. DOI Wasis B. 2003a. Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan terhadap Kerusakan Tanah. Jurnal Manajemen Hutan Tropika Volume IX Nomor 2 Halaman 79 – 86. Bogor Wasis B. 2003b. Dampak kebakaran hutan pada Taman Hutan Raya R . Soerjo Pacet terhadap kerusakan tanah. Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis B. 2004a. Dampak Kebakaran Gambut Terhadap ketersediaan unsur mikro dan keracunan tanah Di Kawasan Pertanian, Lokasi PU I, Desa Sungai Sagu, Kecamatan Lirik Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis B. 2004b. Dampak tambang pasir terhadap sifat tanah di Kawasan Hutan Hutan Tanaman Desa Setia Negara Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB Bogor. ResearchGate DOI Wasis B. 2005. Dampak kebakaran gambut terhadap vegetasi dan sifat tanah di Kawasan Pertanian, Desa Sungai Korang, Kecamatan Hutaraja, Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis B., Kusmana C., Suhendang E., dan Sudarsono. 2005. Kondisi sifat tanah hutan dan korelasi hubungannya dengan peninggi tegakan hutan tanaman Acacia 23 mangium Willd pada rotasi pertama dan rotasi kedua. Makalah Sekolah Pascasarjana IPB Bogor. DOI Wasis B. 2006a. Dampak kebakaran tanah mineral terhadap vegetasi dan sifat tanah di Kawasan Pertanian Dusun Sei Arang, Kelurahan Pangkalan Kasai, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis B. 2006b . Dampak kebakaran tanah mineral terhadap vegetasi dan sifat tanah di Kawasan hutan, Desa Peranap, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis B. 2006c . Dampak kebakaran gambut terhadap vegetasi dan sifat tanah di Kawasan hutan, Desa Rotan Semelur, Kecamatan Pelangeran, Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis B., Kusmana C., Suhendang E., dan Sudarsono. 2006. Analisis jenis tanah pada hutan tanaman akaia Acacia mangium Willd di Blok Subanjeriji. Makalah Sekolah Pascasarjana IPB Bogor. DOI Wasis B. 2009. Dampak kebakaran tanah mineral terhadap ketersediaan unsur mikro dan keracunan tanah di Kawasan pertanian, Lokasi PU I Desa Tumbang Jelemu, Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis, B. 2010a. Pengelolaan Nutrisi Hutan. Bahan Kuliah di Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB Bogor Wasis B. 2010b. Dampak kebakaran gambut terhadap vegetasi dan sifat tanah di Kawasan pertanian, Desa Pangkalan Panduk, Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis B. 2011 . Dampak tambang pasir terhadap vegetasi dan sifat tanah di Kawasan Kebun Campuran dan Pertanian, Desa Gandoang, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI Wasis B. 2012. Soil Properties in Natural Forest Destruction and Conversion to Agricultural Land in Gunung Leuser National Park, North Sumatera Province. JMHT XVIII3 206-212. 24 Wasis B. 2013. Dampak Kebakaran Gambut Terhadap ketersediaan unsur hara dan keracunan unsur hara mikro Di Kawasan Pertanian, Lokasi PU I Desa Bukit Batu, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB Bogor. ResearchGate DOI Wasis B. 2014. Dampak reklamasi pantai terhadap vegetasi dan sifat tanah di Kawasan Hutan Mangrove KDA Kampung Panglong Kelurahan Batu Besar Kecamatan Nongsa Kota Batam Provinsi Riau. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB Bogor. ResearchGate DOI Wasis B, Mulyana B, dan Winata B. 2015. Pertumbuhan semai jabon Anthocephalus cadamba. Jurnal Silvikultur Tropika 62 93–100. Wasis B. 2016. Dampak reklamasi pantai terhadap vegetasi dan sifat tanah di Kawasan Hutan Mangrove Kelurahan Batu Legong Kecamatan Bulang Kota Batam Provinsi Riau. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB Bogor. ResearchGate. Wasis B, Andika A. 2017. Growth response of mahagony seedling Swietenia macrophylla King. to addition of coconut shell charcoal and compost on ex-sand mining site of West Java Province in Indonesia. Agriculture and Environmental Science 23 238–243. Wasis, B., Arifin and Winata, B. 2018. Impact of bauxite mine to natural forest biomass and soil properties in Kas Island, Riau Island Province in Indonesia. Archives of Agriculture and Environmental Science, 33 264-269. Wasis B., Saharjo Putra W. And Winata. B . 2019. Analysis of environmental damage and environmental economic valuation ontropical rain forest destruction in Simalungun Regency, North Sumatera Province, Indonesia. Archives of Agriculture and Environmental Science 43 313-318. Wasis B dan Alkautsar I. 2019. Respon pertumbuhan bibit sengon buto Enterolobium cyclocarpum Griseb pada media tailing PT Antam Pongkor dengan penambahan arang batok kelapa dan bokashi pupuk kandang. Jurnal Silvikultur Tropika Vol. 10 No. 03, Hal 184-191 Wasis B. dan Sandra E. 2020. Kajian ekologis pohon kina Cinchona spp. dan manfaatnya dalam mengatasi penyebaran penyakit malaria. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. ResearchGate DOI ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Basuki WasisDamage to peat soil due to burning is when peat soils lose the ability to store nutrients and water, death of flora and fauna, death of soil animals, changes in soil micro-organisms and loss of layers of peat soil. The study uses vegetation analysis and sampling with a purposive sampling method. Land fires in The Agricultural Area, PU I Location, Bukit Batu Village, Bukit Batu District, Bengkalis Regency, Riau Province, have caused the death of flora and fauna by 100% and peatland subsidence by 10 cm. Peat fires have caused an increase in soil pH and increased nutrient content N, P, K, Ca, Mg and Na as well as reducing the micro elements Fe, Cu, Zn and Mn. The decrease in micro elements is caused by the high Ca and Mg soils in peat soils. The levels of micro elements have not caused poisoning to the environment. Peat soils that have been damaged by fires show contraction and the ability of the soil to store water and nutrients will not return to normal irreversible Basuki WasisMineral soil fire cause the loss of flora and fauna, destruction of animal habitat, decreased environmental services, loss of organic matter, death of soil animals, erosion and microclimate change. The study uses vegetation analysis and sampling with a purposive sampling method. Mineral soil fire in the Forest Area, PU I Location, Tumbang Jalemu Village, Manuhing District, Gunung Mas Regency, Central Kalimantan Province, have caused the death of flora and fauna by 100%. Mineral soil fire have caused an increase in soil pH, saturation of bases and micro elements Fe, Cu, Zn and Mn. The increase in micro elements has not caused poisoning to the environment. Increased soil micro elements increase soil fertility. Land fire in mineral soils have caused the loss of organic matter and biomass, thus endangering sustainable land management. Basuki WasisKerusakan tanah gambut akibat terbakar adalah ketika tanah gambut kehilangan kemampuan menyimpan hara dan air, matinya flora dan fauna, matinya binatang tanah, perubahan mikro organisme tanah dan hilangnya lapisan tanah gambut. Penelitian menggunakan analisa vegetasi dan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Kebakaran lahan di Kawasan Pertanian, Lokasi PU I, Desa Sungai Sagu, Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, telah menyebabkan matinya flora dan fauna sebesar 100 % dan subsiden tanah gambut sebesar 10 cm. Kebakaran gambut telah menyebabkan peningkatan pH tanah dan kejenuhan basa serta meningkatkan unsur mikro Fe, Cu, Zn dan Mn. Peningkatan unsur mikro belum menimbulkan keracunan terhadap lingkungan. Peningkatan unsur mikro tanah meningkatkan kesuburan tanah. Tanah gambut yang terbakar menjadi kering, bersifat mengkerut dan kemampuan tanah dalam menyimpan air dan hara tidak akan kembali seperti sedia kala bersifat irreversible. Basuki WasisEdje DjamhuriM Yahya Fakuara TsMasalah utama dalam pembiakan vegetatif dengan stek akar sonokeling adalah hambatan dalam memunculkan akar, terutama pada stek akar yang diambil dari pohon yang sudah dewasa atau tua. Pada umumnya persentase tumbuh dari stek akar hanya mencapai 50 persen. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan percobaan faktorial 6 x 6 dalam rancangan acak lengkap RAL, dengan 3 ulangan. Hasil analisa data menunjukkan bahwa pemberian IBA berpengaruh sangat nyata terhadap persentase stek hidup dan persentase stek berakar. Pemberian NAA tidak berpengaruh nyata terhadap persentase stek hidup dan persentase stek berakar, sedangkan interaksi IBA dan NAA berpengaruh nyata terhadap persentase stek hidup dan persentase stek berakar. Pemberian perlakuan optimum untuk persentase stek hidup dan persentase stek berakar pada tanaman sonokeling yaitu interaksi IBA200 ppm dan NAA 125 ppm. Pertumbuhan tunas stek akar sonokeling dimualai pada hari ke enam, pertumbuhan tunas tertinggi terjadi pada hari ke 17, yaitu sebesar 8,70 persen, kemudian menurun dan terhenti pada hari ke 68. Media tanah latosol Darmaga masih dapat mendukung pertumbuhan stek akar tanaman sonokeling. Selama penelitian tidak dilakukan pemupukan pada tanah latosol karena media memiliki bahan organik yang tinggi dan relatif subur, dimana tanaman tidak menunjukkan defisiensi unsur besar yang dihadapi dalam pengembangan Hutan Tanaman Industri Acacia mangium di lahan terdegradasi, adalah kemungkinan penurunan kualitas tempat tumbuh pada rotasi pertama dibandingkan dengan rotasi kedua. Pemanenan tegakan hutan akan menurunkan kesuburan tanah, sehingga pemupukan yang optimal dan pengelolaan tegakan hutan sangat diperlukan untuk mempertahankan produktivitas hutan tanaman. Pengambilan sampel vegetasi hutan tanaman dan tanah dilakukan secara purposive sampling. Pada tanah rotasi 2 hutan tanaman A. mangium telah terjadi penurunan kesuburan tanah secara signifikan pada parameter pH, C-organik, nitrogen N, fosfor P, kalium Ca dan magnesium Mg dibandingkan pada rotasi 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peninggi tanaman secara nyata berkorelasi negatif dengan 1/umur, pH tanah dan biomassa bintil akar. Sedangkan kandungan air tersedia dan kandungan bahan organik tanah secara nyata berkorelasi positif dengan pertumbuhan A. mangium. Kelestarian hutan tanaman A mangium dan kesuburan tanah dapat dipertahankan dengan pemberian bahan organik dan pupuk an organik pada kegiatan penanaman dan pemeliharaan tegakan hutan A. mangium Basuki WasisDamage to peat soil due to burning is when peat soils lose the ability to store nutrients and water, death of flora and fauna, death of soil animals, changes in soil microorganisms and loss of layers of peat soil. The study uses vegetation analysis and sampling with a purposive sampling method. Land fires in The Agricultural Area, Pangkalan Panduk Village, Kerumutan District, Pelalawan Regency, Riau Province, have caused the death of flora and fauna by 100% and peatland subsidence by 10 cm. Peat fires have caused an increase in soil pH, increased Ca and Mg of the soil, decreased soil biological properties and other changes in soil properties. Peat soils that have been damaged by fires show contraction and the ability of the soil to store water and nutrients will not return to normal irreversible Basuki WasisKerusakan tanah gambut akibat terbakar adalah ketika tanah gambut kehilangan kemampuan menyimpan hara dan air, matinya flora dan fauna, matinya binatang tanah, perubahan mikro organisme tanah dan hilangnya lapisan tanah gambut. Penelitian menggunakan analisa vegetasi dan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Kebakaran lahan di Kawasan Pertanian, Desa Sungai Korang Kecamatan Hutaraja Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara, telah menyebabkan matinya flora dan fauna sebesar 100 % dan subsiden tanah gambut sebesar 10 cm. Kebakaran gambut telah menyebabkan peningkatan pH tanah, meningkatkan Ca dan Mg tanah, menurunkan sifat biologi tanah dan perubahan sifat tanah lainnya. Tanah gambut yang terbakar menjadi kering, bersifat mengkerut dan kemampuan tanah dalam menyimpan air dan hara tidak akan kembali seperti sedia kala bersifat irreversible. Basuki WasisKebakaran tanah mineral menyebabkan matinya flora dan fauna, kerusakan habita satwa, menurunnya jasa lingkungan, hilangnya bahan organik, matinya binatang tanah, timbulnya erosi dan perubahan iklim mikro. Penelitian menggunakan analisa vegetasi dan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Kebakaran tanah mineral di Kawasan Hutan, Desa Peranap Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau telah menyebabkan kematian flora dan fauna 100 %. Kebakaran hutan telah menyebabkan perubahan tanah mineral yaitu meningkatkan pH tanah, menurunkan mikroorganisme, peningkatan Ca dan Mg tanah perubahan sifat fisik, sifat kimia dan biologi tanah. Kebakaran hutan pada tanah mineral telah menyebabkan hilangnya bahan organik dan biomassa sehingga membahayakan pengelolaan hutan berkelanjutan. Basuki WasisKebakaran tanah mineral menyebabkan matinya flora dan fauna, kerusakan habita satwa, menurunnya jasa lingkungan, hilangnya bahan organik, matinya binatang tanah, timbulnya erosi dan perubahan iklim mikro. Penelitian menggunakan analisa vegetasi dan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Kebakaran tanah mineral di Kawasan Pertanian, Dusun Sei Arang Kelurahan Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau telah menyebabkan kematian flora dan fauna 100 %. Kebakaran lahan telah menyebabkan perubahan tanah mineral yaitu meningkatkan pH tanah, menurunkan mikroorganisme, peningkatan Ca dan Mg tanah perubahan sifat fisik, sifat kimia dan biologi tanah. Kebakaran lahan pada tanah mineral telah menyebabkan hilangnya bahan organik dan biomassa sehingga membahayakan pengelolaan lahan berkelanjutan. Basuki WasisThe negative impacts of sand mining with open mining systems are mainly caused by environmental degradation, environmental geological changes including aesthetic conditions, topography, slope, elevation elevation, exposure of bedrock, erosion, sedimentation, quality and quantity of ground water, decrease in soil productivity, disruption to flora and fauna, micro climate change, and various socioeconomic problems. The study uses vegetation analysis and sampling with a purposive sampling method. Sand mining activities in Gandoang Sub-District, Cileungsi District, Bogor Regency, West Java Province, have caused loss of soil solum 0 cm, digging holes as deep as 10-20 m and death of vegetation flora by 100%. Sand mining has caused changes and soil damage, namely decreasing clay fraction, increasing sand fraction, decreasing organic C, Ca and Mg, soil compaction and decreasing and soil microorganism destruction. Sand mining activities have caused the loss of organic material and agroforestry biomass, thus endangering sustainable land management
CaraMenggunakan Batu Mustika Kacang Tanah Terkini juga dikatakan bermanfaat dalam menarik kemakmuran, kesuksesan, cinta, dan kesejahteraan umum dalam kehidupan pemiliknya adalah batu mustika ini. Cara Menggunakan Batu Mustika Kacang Tanah Terkini dikatakan memiliki sifat spiritual dan penyembuhan. Di masa lalu, orang menggunakannya sebagai Kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan yang termasuk dalam golongan komoditi pangan terbesar di Indonesia. Umumnya petani masih menggunakan cara tradisional dalam perontokan kacang tanah sehingga mempunyai kapasitas kecil dan membutuhkan banyak tenaga kerja. Tujuan penelitian ini adalah melakukan rancang bangun alat perontok kacang tanah semi mekanis tipe vertikal yang mempunyai kapasitas besar. Metode penelitian dimulai dari identifikasi masalah dan penyempurnaan ide rancangangan alat perontok kacang tanah. Kemudian dilakukan pembuatan alat, uji fungsional dan uji kinerja. Terakhir dilakukan analisa ekonomi. Hasil uji kinerja alat perontok kacang tanah semi mekanis tipe vertikal diperoleh kapasitas alat 22 kg/jam, rendemen 41% persentase kacang tidak terontok presentase buah rusak dan laju pengumpanan 58 kg/jam. Hasil analisa ekonomi teknik diperoleh break event point BEP pengoperasian alat input 284 kg/tahun dan break event point BEP pengoperasian alat output 408,60 kg/tahun. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Agroteknika+31+56-66+2020+ISSN!2685-3450!Online!Diterima16April2020Disetujui29Juni2020Diterbitkan29Juni2020Doi Bangun Alat Perontok Kacang Tanah Arachis hypogaea L. Semi Mekanis Tipe Vertikal Design of Vertical Type Semi-Mechanical Peanut Arachis hypogaea L. Thresher Ajri Mai Ihsan*, Zul Ariyandi, Sandi Wisaputra, Zulnadi, Amrizal, Fithra Herdian, Mohammad Riza Nurtam, Fanny Yuliana Batubara, Angga Defrian Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Indonesia *Penulis Korespondensi Email ajrimaiihsan Abstrak. Kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan yang termasuk dalam golongan komoditi pangan terbesar di Indonesia. Umumnya petani masih menggunakan cara tradisional dalam perontokan kacang tanah sehingga mempunyai kapasitas kecil dan membutuhkan banyak tenaga kerja. Tujuan penelitian ini adalah melakukan rancang bangun alat perontok kacang tanah semi mekanis tipe vertikal yang mempunyai kapasitas besar. Metode penelitian dimulai dari identifikasi masalah dan penyempurnaan ide rancangangan alat perontok kacang tanah. Kemudian dilakukan pembuatan alat, uji fungsional dan uji kinerja. Terakhir dilakukan analisa ekonomi. Hasil uji kinerja alat perontok kacang tanah semi mekanis tipe vertikal diperoleh kapasitas alat 22 kg/jam, rendemen 41% persentase kacang tidak terontok presentase buah rusak dan laju pengumpanan 58 kg/jam. Hasil analisa ekonomi teknik diperoleh break event point BEP pengoperasian alat input 284 kg/tahun dan break event point BEP pengoperasian alat output 408,60 kg/tahun. Kata kunci alat perontok, kacang tanah, semi mekanis Abstract. Peanuts are legumes that are among the largest food commodity groups in Indonesia. Generally, farmers still use the traditional method of threshing peanuts so that they have a small capacity and require a lot of labor. The purpose of this study was to design a vertical type semi-mechanical groundnut thresher tool that has a large capacity. The research method starts with the identification of problems and perfecting the idea of designing peanut thresher tools. Then do the making of tools, functional tests, and performance tests. Lastly, carry out the economic analysis. The results of performance tests of vertical type semi-mechanical groundnut thresher gained 22 kg/hour capacity, the yield of 41% percentage of peanut not threshing percentage of damaged fruit and feed rate of 58 kg/hour. The results of technical economic analysis obtained the break event point BEP operating the input tool 284 kg/year and the break event point BEP operating the output tool kg/year. Keywords thresher tool, peanut, semi-mechanical Agroteknika+31+56-66+2020 57 1. Pendahuluan Benua Amerika, khususnya dari Brazilia merupakan asal dari tanaman kacang tanah Arachis hypogaea L. Suprapto, 2005. Prioritas kedua sering diterima kacang tanah untuk dikembangkan dan ditingkatkan produksinya setelah padi. Meningkatnya kebutuhan pangan, bahan baku industri dan pakan ternak merupakan salah satu hal ini Sumarno, 1986. Proses perontokan umumnya dilakukan dengan cara manual menggunakan tangan manusia. Cara ini mempunyai keuggulan dari mutu kacang tanah yang dihasilkan akan berbentuk sempurna dan tidak pecah. Perontokan dengan cara manual memerlukan tenaga kerja yang banyak dan waktu lama. Tenaga kerja yang diperlukan untuk perontokan kacang tanah sekitar 41 HOK/ha dengan kemampuan kerja perontokan sekitar 2-4 kg polong /jam/orang Antarno, 1992. Perontokan kacang tanah harus dilakukan secepat mungkin setelah pemanenan yang memilki kadar air polong berkisar 20-24%. Tetapi jika dipanen lebih awal maka kadar air polong lebih tinggi berkisar 28-34% Purwadaria, 1991. Iqbal, Suhardi, and Nirisnawati 2018 telah melakukan penelitian mesin perontok multiguna dengan putaran mesin terbaik 2500 rpm. Semakin tinggi kecepatan putaran mesin maka tingkat kerusakan gabah juga akan semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan rancang bangun alat perontok kacang tanah tipe vertikal. Pada mesin ini akan dilakukan analisa kinerja untuk melihat kemampuan dan kapasitas. Pada mesin ini juga dilakukan analisa ekonomi teknik untuk melihat nilai ekonomis. 2. Bahan dan Metode Tabel 1 merupakan daftar bahan bahan yang di perlukan dalam pembuatan alat perontok kacang tanah semi mekanis tipe vertikal. Tabel 1. Bahan pembuatan alat perontok kacang tanah semi mekanis tipe vertikal Agroteknika+31+56-66+2020 58 Metode Penelitian Metode penelitian dimulai dari identifikasi masalah dan penyempurnaan ide rancangangan alat perontok kacang tanah. Kemudian dilakukan pembuatan alat, uji fungsional dan uji kinerja. Terakhir dilakukan analisa ekonomi dengan menghitung break event point BEP . Alur metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Diagram alir metode penelitian Rancangan Alat Rancang struktural adalah menjelaskan tentang dimensi atau ukuran dari setiap komponen alat perontok kacang tanah. Kerangka terbuat dari besi siku yang berukuran 4x4 cm dengan ukuran panjang 56 cm, tinggi 65 cm, lebar 36 cm dan memiliki alas dengan menggunakan plat besi 2mm dngan ukran 8x8 cm. Adapun gambar rancangan kerangka alat perontok kacang tanah dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Kerangka perontok kacang Agroteknika+31+56-66+2020 59 Komponen perontok terdiri dari vlag sepeda motor berukuran 17 inci dengan poros 2,5 inci yang sudah di modifikasi dan jari jari sepeda motor berfungsi sebagai mata pisau. Gambar 3 dari roda penggerak. Gambar 3. Bagian vlag dan jari-jari Inlet merupakan tempat pemasukan kacang yang mau dirontok. Inlet terbuat dari besi plat aluminium dengan tebal mm dengan dimensi yang tertera pada Gambar 4. Gambar 4. Bagian inlet Outlet merupakan bagian untuk tempak pengeluaran dari kacang tanah yang sudah dirontok. Yang terbuat dari besi plat aluminium yang tebal mm dengan dimensi yang tertera pada Gambar 5. Gambar 5. Bagian outlet Agroteknika+31+56-66+2020 60 Sistim penyaluran daya yang berasal dari pegal penggerak, dimana pedal penggerak di injak menggunakan kaki. Pedal penggerak terbuat dari plat siku 3x3 cm dan plat besi tebal 2 mm, adapun dimensi dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Bagian pedal penggerak Pengumpan kacang tanah terbuat dari plat besi yang tebal 2 mm adapun dimensinya dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Bagian pengumpan Transmisi terdiri dari gear sepeda motor dengan ukuran 5 inci dan rantai yang dihubungkan dengan pedal penggayuh dan karet ban mobil, adapun dimensinya dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Transmisi alat Disain alat perontok kacang tanah semimekanis tipe vertika dapat di lihat pada Gambar 9. Agroteknika+31+56-66+2020 61 Gambar 9. Disain alat secara keseluruhan Prinsip Kerja Alat perontok kacang tanah merupkan suatu alat untuk memisah polong kacang tanah dari tangkainnya mengunakan roda dan jari-jari sepeda motor yang sudah di modifikasi sebagi mata perontok polong kacang. Alat ini menggunakan pedal dengan cara diinjak menggunakan kaki sebelah kanan sebagai sumber putaran. Daya putaran yang dihasilkan pedal di salurkan ke poros menuju roda sepeda motor sehingga roda sepeda motor dapat berputar. Pada saaat roda sepeda bergerak maka diambil tangkai kacang tanah dan dekatkan dengan jari-jari sepeda motor, disaat roda berputar maka kacang tanah yang semula ada pada tangkainya satu persatu akan teeontok dari tangkai, setelah terpisah dari tangkainya kacang tanah langsung menuju outlet untuk keluar dari alat. 3. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini menghasilkan alat perontok kacang tanah semi mekanis yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut Panjang alat 56 cm Lebar alat 36 cm Tinggi alat 97 cm Kemiringan outlet 30Ëš Panjang outlet 61 cm Lebar outlet cm Tinggi outlet bagian belakang 12 cm Inggi outlet bagian depan 63 cm Pengayuh pedal 49 cm x 10 cm Agroteknika+31+56-66+2020 62 Diameter inlet 56 cm Lebar inlet 15 cm Lubang pada inlet 13 cm Penyetel laju 12 cm x x Berat alat 12 kg Diameter gear 5 inc Diameter tromol inc Diameter Roda sepeda 17 inc Panjang dan lebar karet 29 cm x cm Alat perontok kacang tanah semi mekanis tipe vertikal dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Alat perontok kacang tanah semi mekanis tipe vertikal Keterangan gambar 1. Kerangka 2. Inlet 3. Outlet 4. Roda sepeda 5. Pedal injak 6. Karet ban mobil 7. Sporket sepeda motor 8. Pengumpan 9. Bearing UCV 10. Alas Krangka Uji Kinerja Pengujian alat perontok kacang tanah dilakukan dengan cara 3 tiga kali pengujian dan bahan baku untuk pengujian yaitu kacang tanah seberat 8,8 kg. Hasil pengujian alat seperti pada Tabel 1. Agroteknika+31+56-66+2020 63 Tabel 1. Hasil pengujian alat perontok kacang tanah semi mekanis tipe vertikal Berat tangkai setelah terontok kg Berat kacang tidak terontok kg Dari Tabel 1 pengujian alat perontok kacang tanah semi mekanis tipe vertikal, maka dapat ditentukan kasitas alat yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kaspasitas alat perontok kacang tanah semi mekanis tipe vertikal Persentase buah kacang tidak terontok % Persentase buah rusak % Laju pengumpanan kg/jam Analisa Ekonomi Penelitian ini melakukan analisa ekonomi yang bersumber pada Kodoatie 2005 dan telah digunakan pada penelitian Adam et al., 2020; Novita et al., 2019; Womsiwor et al., 2018 . Dalam analisa biaya alat perontok kacang tanah ini diasumsikan sebagai berikut Harga jual P = Rp Jumlah jam kerja/hari = 8 jam/hari Perkiraan umur Alat N = 3 Tahun Persentase bunga modal/tahun I = 12% /Tahun Harga akhir S = 10% x P Upah operator = Rp. Jumlah operator = 2 Orang Jumlah hari kerja/tahun = 300 hari/tahun Jumlah jam kerja/tahun X = jam/tahun Upah/Sewa alat R = Rp. Kapasitas alat C = 22 Kg/Jam Agroteknika+31+56-66+2020 64 Biaya tetap Biaya tetap merupakan biaya yang independen terhadap waktu pemakaian alat, artinya biaya tetap dikeluarkan walaupun alat dan mesin tidak dioperasikan Novita & Anas, 2016. Biaya tetap alat perontok kacang tanah ini meliputi Biaya penyusutan D D = P - SN= Rp. – Rp. Tahun = Rp. Keterangan D = Biaya penyusutan Rp/tahun P = Harga awal mesin Rp S = Harga akhir Rp / 10% x P N = Perkiraan umur ekonomis tahun Bunga modal I Bunga modal dihitung dengan tujuan untuk memudahkan dalam perhitungan pengembalian nilai modal yang ditanam pada alat atau mesin sehingga Present value dan nilai modal yang ditanam sama. Bunga modal = iPn+12n = !"$%&'*$+,-!./ = Keterangan I = Bunga modal Rp/tahun i = Suku bunga bank %/tahun Biaya tetap BT = Biaya penyusutan + Bunga modal = Rp. + = Rp. Biaya tidak tetap Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan hanya jika alat dan mesin dioperasikan sehingga disebut juga dengan biaya operasi. Jam pemakaian alat dan mesin mempengaruhi biaya ini Novita & Anas, 2016. Upah operator Upah operator = Upah Rp x Jumlah operatorJam kerja /hari = Rp. x 28 jam/hari = Biaya tidak tetap BTT = Upah Operator = Biaya Kerja BK= BTX + BTT= $, Rp. = Rp. Agroteknika+31+56-66+2020 65 Biaya Pokok Biaya pokok merupakan biaya yang diperlukan oleh suatu alat untuk setiap unit produksi Novita & Anas, 2016. Biaya pokok dapat dihitung dengan rumus Biaya pokok input BP = BKLP58 kg/jam = /kg Biaya pokok output BP = BKC= 22 kg/jam= /kg Keterangan BP = Biaya pokok Rp/buah X = Jumlah jam kerja jam/tahun C = Kapasitas mesin buah/jam Break event point BEP Operasional Alat BEP yaitu alat atau mesin yang berada pada kondisi tidak untung dan tidak juga rugi atau kondisi saat jumlah pendapatan sama besar dengan jumlah biaya operasional. $Break event point BEP operasional alat input BEP = BTR - ABTTLP B = , - A58 kg/jam B = 284 Kg/Tahun Break Event Point BEP Operasional Alat output BEP = BTR - ABTTCB = , - A22 kg/jam B = 409 Kg/Tahun Keterangan BEP = Break event point buah/tahun R = Upah/Sewa alat Rp/buah 4. Kesimpulan Alat perontok kacang tanah memiliki panjang 56 cm, lebar 36 cm, tinggi 97 cm, panjang outlet 61 cm, lebar 21,5 cm, diameter inlet 56 cm, lebar inlet 15 cm, diameter gear 5 inci, diameter roda perontok 17 inci, dengan berat alat 12 kg. Berdasarkan uji kinerja alat diperoleh kapasitas alat yaitu 22 kg/jam, rata-rata rendemen 41%, rata-rata kacang tidak terontok rata-rata buah rusak laju pengumpanan 58 kg/jam dan rata-rata kecepatan sumbu putarnya 252 Rpm. Hasil ini lebih besar jika dibandingkan dengan perontokan kacang tanah dengan cara manual yang memilki kapaitas 2-4 kg/jam. Berdasarkan analisa ekonomi yang dilakukan, didapat harga jual alat dengan biaya pokok input /kg, biaya pokok output /kg dan break Agroteknika+31+56-66+2020 66 event point BEP pengoperasian alat input 284 kg/tahun dan break event point BEP pengoperasian alat output 408,60 kg/tahun. Daftar Pustaka Adam, M., Sardino, S., Winaldi, D., Candra, S., Yunika, F., Riko, R., Novita, S., Herdian, F., Hendra, H., & Laksmana, I. 2020. Rancang Bangun Dan Analisa Alat Pencuci Wortel Tipe Drum. Lumbung, 191, 13-29. Antarno. 1992. Pengembangan Mekanisasi Pertanian Dalam Rangka Mempertahankan Swasebada Produksi Beras sampai dengan tahun 2000 di Jawa Timur. 1-11. Risalah Seminar Hasil Pertanian Tanaman Pangan Tahun 1991. Balittan. Malang. Iqbal, I., Suhardi, S., & Nirisnawati, S. A. 2018. Uji Unjuk Kerja Alat Dan Mesin Perontok Multiguna Multipurpose Power Thresher Performance Test. Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, 61, 12-16. Kodoatie, R. J. 2005. Analisis Ekonomi Teknik. Penerbit Andi Yogyakarta. Yogyakarta. Novita S. A. & A, Irwan. 2016. Buku Kerja Praktek Mahasiswa BKPM Alat mesin pasca panen. Payakumbuh, Indonesia Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Novita, S., Hendra, H., Jamaluddin, J., Makky, M., & Fahmi, K. 2019. Design and Performance Test of Rubber Grinding Machine. Journal of Applied Agricultural Science and Technology, 32, 299-308. Purwadaria, 1991. Teknologi penanganan pasca panen kacang tanah. Pusat Pengembangan Teknologi Enjiniring Pertanian Tepat Guna. Depertemen Pertanian. Sumarno. 1986. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Bandung Penerbit Sinar Baru. Suprapto, 2005. Bertanam Kacang Tanah. Jakarta, Indonesia Penebaran Swadaya. Womsiwor, O., Nurmaini, N., Zikri, A., Hendra, H., Amrizal, A., Yudistira, Y., & Batubara, F. 2018. Rancang Bangun Mesin Pengupas Dan Pencuci Singkong Tipe Horizontal. Journal of Applied Agricultural Science and Technology, 22, 11-19. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this quality of rubber processed materials, that is produced by the farmer is generally low and can be seen from their colour, pollutants levels, foul odour and the very cheap price. To improve the quality of the rubber should be done both in terms of its treatment and processing equipment. The main objective of this research is to enhance and improve the quality of farmer's rubber processed materials by using natural coagulant which liquid smoke to agglomerate the rubber, and designing of rubber grinding machine. The component of rubber grinding machine including hopper, regulating entry materials, three rollers, pulleys and belt, outlet, gears, engine, regulating the thickness and chassis. In this research, the thickness rubber after grinding is 3-5 mm accordance with Indonesian National Standard rubber. Processed material rubber produced is white and no pollutants. The coagulant used was liquid smoke with a concentration of 10 -20%, where this addition affects the agglomeration speed of rubber and smelled slightly of smoke. The average rate of Feed is kg / h, a capacity of the machine is kg/hr and cost of operation is Rp. 650 / Ona Oktarian WomsiworNurmaini NurmainiAfdal ZikriFanny Yuliana BatubaraSingkong merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung bagi masyarakat indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah tropis dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi berbagai tanah. Pada tahun 2011 produksi singkong di Indonesia mencapai ton, sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi ton. Salah satu olahan pangan yang berasal dari singkong adalah keripik singkong. Keripik adalah jenis makanan yang sudah dikenal masyarakat indonesia, baik yang bersifat tradisonal maupun yang sudah berskala industri. Proses pengolahan singkong dimulai dengan proses pengupasan kulit dari singkong tersebut. Proses ini biasa dilakukan dengan cara tradisional. Cara ini mempunyai kelemahan yaitu resiko kecelakan kerja yang tinggi, kapasitas yang kecil dan membutuhkan waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat mesin pengupas dan pencuci singkong tipe silinder horizontal. Penelitian ini menghasilkan mesin pencuci dan pengupas kulit singkong dengan memiliki spesifikasi dimensi panjang 146 cm, lebar 113 cm dan tinggi 128 cm. Silinder mempunyai panjang 100 cm dan diameter 60 cm. Uji kinerja dan analisa ekonomi mesin memperlihatkan kapasitas sebesar 310 kg/jam, biaya pokok Rp. 45 kg/jam dan BEP Break Even Point sebesar kg/ IqbalSuhardi SuhardiSri Ayu NirisnawatiLoss of agricultural products occurs in post-harvest handling process. The threshing process is part of the rice post-harvest that can be done with various techniques and various types of rice thresher machine. Multipurpose thresher is one type of thresher that can thresh the grains such as rice and soybeans. The aim of Performance efficiency test is to determine the performance efficiency of the thresher. The parameters measured were threshing capacity, threshing efficiency, and thresher quality. Testing is done by using the engine speed of 2500 rpm and 3000 rpm, with the tested varieties of rice varieties Ciherang and Bestari. Test results show that the efficiency of Ciherang varieties cutting is better if using the speed of rotation 2500 rpm engine. If using a speed of 3000 rpm occurs losses results. As for Bestari varieties more efficient if using a speed of 3000 rpm. The higher the speed of rotation of the machine then the level of grain damage will also increase Keywords rice, threshing, varieties, multipurpose thresher ABSTRAK Kehilangan hasil pertanian banyak terjadi pada proses penanganan pascapanen. Proses perontokan merupakan bagian dari pascapanen padi yang dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan berbagai jenis mesin perontok padi. Alat perontok multiguna termasuk salah satu jenis perontok yang dapat merontokkan biji-bijian seperti padi dan kedelai. Pengujian efisiensi kinerja alat perontok multiguna bertujuan untuk mengetahui efisiensi kinerja alat perontok. Parameter yang diukur adalah kapasitas perontokan, efisiensi perontokan, dan kualitas perontokan. Pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan kecepatan putaran mesin 2500 rpm dan 3000 rpm, dengan varietas padi yang diuji yaitu varietas Ciherang dan Bestari. Hasil pengujian menunjukkan bahwa efisiensi perontokan varietas Ciherang lebih baik jika menggunakan kecepatan putaran mesin 2500 rpm. Jika menggunakan kecepatan putaran mesin 3000 rpm terjadi susut hasil. Sedangkan untuk varietas Bestari lebih efisien jika menggunakan kecepatan putaran mesin 3000 rpm. Semakin tinggi kecepatan putaran mesin maka tingkat kerusakan gabah juga akan semakin meningkat. Kata kunci padi, perontokan, varietas, rpm, perontok multigunaMuhammad AdamArif Rahma SuryaRahayu WilujengIndra LaksmanaPemipilan jagung yang dilakukan masyarakat pada umumnya masih menggunakan tenaga manusia, sehingga kegiatan pemipilan menjadi kurang efektif dan menghabiskan banyak waktu. Salah satu peralatan mekanis untuk pemipilan jagung adalah mesin pemipil jagung tipe rantai dengan kapasitas pemipilan yang lebih besar dibanding cara manual. Hasil uji kinerja mesin pemipilan jagung tipe rantai diperoleh kapasitas pengumpan 708,66 kg/jam, kapasitas pemipilan 543,3 kg/jam, persentase biji jagung rusak 0,1%, persentase biji jagung tercecer 2,128%, persentase biji jagung tidak terpipil 1,702%, persentase susut hasil 3,830%, efisiensi pemipilan 98,298% dan rendemen pemipilan 76,67%. Berdasarkan analisa ekonomi yang dilakukan pada mesin pemipil jagung tipe rantai didapat biaya tetap Rp. biaya tidak tetap Rp. biaya kerja Rp. /jam, biaya pokok dan break event point BEP operasional alat dihasilkan 19,584 kg/ Mekanisasi Pertanian Dalam Rangka Mempertahankan Swasebada Produksi Beras sampai dengan tahun 2000 di Jawa Timur. 1-11. Risalah Seminar Hasil Pertanian Tanaman Pangan TahunAntarnoAntarno. 1992. Pengembangan Mekanisasi Pertanian Dalam Rangka Mempertahankan Swasebada Produksi Beras sampai dengan tahun 2000 di Jawa Timur. 1-11. Risalah Seminar Hasil Pertanian Tanaman Pangan Tahun 1991. Balittan. Kerja Praktek Mahasiswa BKPM Alat mesin pasca panenR J KodoatieKodoatie, R. J. 2005. Analisis Ekonomi Teknik. Penerbit Andi Yogyakarta. Yogyakarta. Novita S. A. & A, Irwan. 2016. Buku Kerja Praktek Mahasiswa BKPM Alat mesin pasca panen. Payakumbuh, Indonesia Politeknik Pertanian Negeri penanganan pasca panen kacang tanah. Pusat Pengembangan Teknologi Enjiniring Pertanian Tepat GunaH K PurwadariaPurwadaria, 1991. Teknologi penanganan pasca panen kacang tanah. Pusat Pengembangan Teknologi Enjiniring Pertanian Tepat Guna. Depertemen S SupraptoSuprapto, 2005. Bertanam Kacang Tanah. Jakarta, Indonesia Penebaran Swadaya. Banyakyang enggan memakan kacang tanah karena dapat menyebabkan jerawat pada wajah. Padahal, banyak ahli yang justru mengungkapkan bahwa kacang tanah memiliki manfaat yang banyak untuk kesehatan tubuh salah satunya untuk diet. Kandungan kacang tanah terdiri dari Kalori (Energi), Karbohidrat, Air, Protein, Serat, Vitamin A, Vitamin E, Vitamin K, Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B3, Vitamin B6 Abstrak Leaching merupakan proses pemisahan zat padat yang dapat melarutzat terlarut dari campurannya dengan zat padat lain yang tidak dapat larut atau inert dengan cara pelarutan. Tujuan percobaan ini adalah mengetahui persen recovery dari hasil percobaan leaching yang dilakukan dan mengetahui properties minyak hasil leaching berupa densitas. Prosedur percobaan dibagi menjadi 4 tahapan, yakni tahap persiapan bahan dimana harus menumbuk dan menimbang sampel kacang tanah sebanyak 50 gr, lalu tahap proses ekstraksi Soxhlet selama 1 jam dimana sampel yang telah di pretreatment dimasukkan kedalam tabung soxhlet dengan memasukkan pelarut etanol, kemudian tahap proses distilasi yakni memisahkan solute dan solven dari proses Soxhlet lalu dimasukkan ke tabung distilasi dan diproses selama 1 jam dengan suhu 78 o C dan tahap proses perhitungan rendemen yakni menimbang minyak kacang tanah yang telah di oven selama 1 jam untuk menghitung rendemen. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan nilai persen recovery rendemen sebesar 13,3%, dan properties minyak hasil leaching kacang tanah sebesar 0,837 gr/ml. Kata kunci Ekstraksi, Rendemen, Solvent Pendahuluan Latar Belakang Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dengan pelarut dari bahan padat atau cair. Prinsip dasar ekstraksi padat-cair melibatkan pelarut solvent lain yang tidak saling melarut immisible dengan pelarut asal yang memiliki densitas yang berbeda sehingga akan terbentuk dua fasa beberapa saat setelah penambahan solvent. Perpindahan massa dari pelarut asal ke pelarut pengekstrak solvent terjadi karena hal ini.. Sehingga proses ektraksi cair-cair merupakan proses perpindahan massa yang berlangsung secara difusional Mirwan, 2013. Penggunaan Leaching dalam industri salah satunya untuk mengambil zat pektin. Pektin adalah senyawa untuk mengikat air, membentuk gel dan mengentalkan cairan sehingga dapat dibuat untuk produksi jelly. Selain jelly, pektin dibutuhkan dalam industrii daging untuk mengikat air Aji, 2018. Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan untuk mengetahui persen recovery dari hasil percobaan leaching yang dilakukan dan mengetahui properties minyak hasil leaching berupa densitas Tinjauan Pustaka Leaching Ekstraksi Padat-Cair Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus mengekstrak tanpa harus melarutkan lainnya. Proses pemisahan dengan cara ekstraksi dapat dibagi menjadi dua yaitu ekstraksi cair-cair dan ekstraksi padat-cair atau disebut dengan leaching. Pada ekstraksi cair-cair, terjadi distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Tridayana, 2013. Sedangkan ekstraksi padat cair atau leaching merupakan transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini ialah proses fisik karena pelarut dikemablikan lagi dalam keadaan semula tanpa mengubah sifat kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solvent pengekstraksi Tridayana, 2013. Jenis-Jenis Ekstraksi Menurut Agung, 2017, jenis-jenis ekstraksi adalah sebagai berikut a. Ekstraksi dengan maserasi Keuntungan dari proses ini adalah biaya rendah, peralatan sederhana, dan tidak ada perlakuan panas. Ini membuatnya ideal untuk mengekstraksi senyawa yang tidak tahan panas. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Liwaul Wilayah 1, Marga Masaji* 2, Pramuja Baydillah3, Nurul Aisha4 Saidah Altway, Departemen Teknik Kimia Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember 20 September 2021 Abstrak Leaching merupakan proses pemisahan zat padat yang dapat melarutzat terlarut dari campurannya dengan zat padat lain yang tidak dapat larut atau inert dengan cara pelarutan. Tujuan percobaan ini adalah mengetahui persen recovery dari hasil percobaan leaching yang dilakukan dan mengetahui properties minyak hasil leaching berupa densitas. Prosedur percobaan dibagi menjadi 4 tahapan, yakni tahap persiapan bahan dimana harus menumbuk dan menimbang sampel kacang tanah sebanyak 50 gr, lalu tahap proses ekstraksi Soxhlet selama 1 jam dimana sampel yang telah di pretreatment dimasukkan kedalam tabung soxhlet dengan memasukkan pelarut etanol, kemudian tahap proses distilasi yakni memisahkan solute dan solven dari proses Soxhlet lalu dimasukkan ke tabung distilasi dan diproses selama 1 jam dengan suhu 78oC dan tahap proses perhitungan rendemen yakni menimbang minyak kacang tanah yang telah di oven selama 1 jam untuk menghitung rendemen. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan nilai persen recovery rendemen sebesar 13,3%, dan properties minyak hasil leaching kacang tanah sebesar 0,837 gr/ml. Kata kunci Ekstraksi, Rendemen, Pendahuluan Latar Belakang Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dengan pelarut dari bahan padat atau cair . Prinsip dasar ekstraksi padat-cair melibatkan pelarut solvent lain yang tidak saling melarut immisible dengan pelarut asal yang memiliki densitas yang berbeda sehingga akan terbentuk dua fasa beberapa saat setelah penambahan solvent. Perpindahan massa dari pelarut asal ke pelarut pengekstrak solvent terjadi karena hal ini.. Sehingga proses ektraksi cair-cair merupakan proses perpindahan massa yang berlangsung secara difusional Mirwan, 2013. Penggunaan Leaching dalam industri salah satunya untuk mengambil zat pektin. Pektin adalah senyawa untuk mengikat air, membentuk gel dan mengentalkan cairan sehingga dapat dibuat untuk produksi jelly. Selain jelly, pektin dibutuhkan dalam industrii daging untuk mengikat air Aji, 2018. Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan untuk mengetahui persen recovery dari hasil percobaan leaching yang dilakukan dan mengetahui properties minyak hasil leaching berupa densitas Tinjauan Pustaka Leaching Ekstraksi Padat-Cair Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus mengekstrak tanpa harus melarutkan lainnya. Proses pemisahan dengan cara ekstraksi dapat dibagi menjadi dua yaitu ekstraksi cair-cair dan ekstraksi padat-cair atau disebut dengan leaching. Pada ekstraksi cair-cair, terjadi distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Tridayana, 2013 . Sedangkan ekstraksi padat cair atau leaching merupakan transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini ialah proses fisik karena pelarut dikemablikan lagi dalam keadaan semula tanpa mengubah sifat kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solvent pengekstraksi Tridayana, 2013. Jenis-Jenis Ekstraksi Menurut Agung, 2017, jenis-jenis ekstraksi adalah sebagai berikut a. Ekstraksi dengan maserasi Keuntungan dari proses ini adalah biaya rendah, peralatan sederhana, dan tidak ada perlakuan panas. Ini membuatnya ideal untuk mengekstraksi senyawa yang tidak tahan panas. Proses pelunakan terdiri dari merendam bahan baku yang telah disiapkan pengeringan dan penggilingan dalam pelarut yang sesuai dalam wadah, membawanya ke suhu kamar dan menunggu beberapa saat. Anda juga dapat menggunakan pengadukan terus menerus atau teratur untuk mempercepat proses ekstraksi. b. Perkolasi Proses perkolasi sendiri dilakukan dengan cara melarutkan senyawa metabolit pada bahan yang akan diekstraksi dengan cara mengoleskan pelarut yang sesuai pada matriks bahan yang dikemas atau ditempatkan dalam perkolator atau dari wadah pengambilan. Metode ini tidak memerlukan proses filtrasi karena ekstraknya tersaring perkolator. Metode ini hanya efektif untuk bahan yang sangat larut dalam pelarut. c. Ekstraksi dengan Reflux Refluks berarti pelarut yang berputar terus menerus atau digunakan kembali dengan kondensasi berulang dalam kondensor. Dalam prosedur ini, bahan yang akan diekstraksi dicelupkan ke dalam pelarut, biasanya dalam wadah / labu bundar, dan kemudian ditempatkan dalam pemanas dapat digunakan penangas air, mantel pemanas, atau pelat panas. Pada bagian atas piston terdapat lubang yang menghubungkan ke alat pendingin kondensor. Lubang-lubang di toples juga membantu dalam pengenalan dan pembuangan bahan, pelarut, dan ekstrak. Metode ini dianggap sebagai metode yang murah dan sederhana dengan rendemen yang relatif tinggi dibandingkan dengan metode pelunakan atau penetrasi. d. Ekstraksi dengan Soxhlet Prinsip ekstraksi menggunakan metode ekstraksi Soxhlet adalah mengekstrak bahan yang telah dihancurkan dan dibungkus dengan kertas saring, kemudian dimasukkan ke dalam ekstraktor Soxhlet. Tepat di bawah labu Soxhlet adalah mantel pemanas atau pelat panas untuk memanaskan labu Soxhlet. Ketika Soxhlet dipanaskan, pelarut menguap dalam labu Soxhlet dan mengembun kembali melalui sistem pendingin atas kondensasi. Oleh karena itu, bahan tersebut dicairkan kembali dengan membilasnya dalam kemasan kertas saring dan merendamnya. Keuntungan utama dari Soxhlet adalah sistem operasinya yang berkelanjutan. Prinsip ini memungkinkan proses ekstraksi berjalan lebih cepat. Selain itu, jumlah pelarut yang digunakan dapat diminimalkan. Adapun kelemahannya, membutuhkan panas yang cukup besar, seperti pemanasan hingga titik didih pelarut, sehingga risiko kerusakan metabolit peka panas juga sangat tinggi. Faktor-Faktor Ekstraksi Menurut Perina, 2007 faktor yang dapat mempengaruhi ekstraksi adalah sebagai berikut a. Ukuran partikel Semakin kecil ukuran partikel berarti semakin besar luas permukaan kontak antara padatan dan pelarut dan semakin pendek jarak difusi solut sehingga kecepatan ekstraksi lebih besar. Pemotongan dan pembelahan bahan- bahan yang akan diekstraksi membantu pengontakan antara padatan dengan pelarut karena pecahnya sel-sel yang mengandung solut tersebut. b. Pelarut Semakin kecil ukuran partikel, semakin besar permukaan kontak antara padatan dan pelarut, semakin pendek jarak difusi zat terlarut, dan semakin cepat laju ekstraksi. Pemotongan dan pemisahan bahan yang diekstraksi membantu kontak antara padatan dan pelarut dengan menghancurkan sel-sel yang mengandung zat terlarut. c. Suhu operasi Secara umum, kelarutan zat terlarut yang diekstraksi meningkat dengan meningkatnya suhu. Saat suhu naik, begitu juga difusi yang terjadi, sehingga proses ekstraksi berjalan lebih cepat. Namun, peningkatan suhu operasi juga harus dipertimbangkan, karena suhu yang terlalu tinggi dapat merusak bahan yang sedang diproses. d. Pengadukan Pengadukan mempercepat perpindahan massa partikel dari permukaan ke larutan dan membantu mencegah pengendapan. e. Waktu ekstraksi Semakin lama waktu ekstraksi dalam pelarut, semakin tinggi rendemen yang diperoleh. Namun penambahan waktu ekstraksi tidak sebanding dengan rendemen yang diperoleh. Oleh karena itu, ekstraksi dilakukan pada waktu yang optimal. Ekstraksi dilakukan selama pelarut yang digunakan tidak jenuh. Sebagai kekuatan pendorong menjadi lebih kecil dan lebih kecil, pelarut jenuh tidak dapat diekstraksi atau kapasitas ekstraksi menurun. Ini meningkatkan waktu ekstraksi dan tidak secara signifikan meningkatkan hasil yang dihasilkan. f. Kadar Air dan Kadar Abu Kadar air dan kadar abu dapat dihambat selama proses ekstraksi. Air yang terkandung dalam bahan tidak terlalu diharapkan karena dapat menurunkan kualitas. Abu adalah zat anorganik berupa logam dan mineral dan sebenarnya terkandung dalam zat yang tidak terduga. Zat dan mineral anorganik dianggap sebagai pengotor yang masuk selama proses ekstraksi. Semakin rendah kadar air dan abu yang diukur dalam analisis, semakin tinggi kualitas ekstrak. Minyak Kacang Tanah Minyak kacang tanah merupakan salah satu jenis kacang tanah yang digunakan di Indonesia. Minyak kacang tanah diperoleh dari proses ekstraksi biji kacang tanah, yang menghasilkan minyak dan kue. Minyak kacang tanah mengandung asam oleat dan asam linoleat. Karena kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi, minyak kacang tanah rentan terhadap pembusukan. Kerusakan zat berminyak umumnya disebabkan oleh dua reaksi hidrolisis dan oksidasi. Kestabilan minyak nabati sangat dipengaruhi oleh kandungan asam lemak bebas yang menyebabkan kerusakan Suryani dkk, 2016 . Tahap pemurnian minyak yaitu degumming, netralisasi, bleaching dan deodorisasi dilakukan untuk meningkatkan stabilitas minyak selama penyimpanan dan memperbaiki sifat fisik dan kimia minyak. Degumming adalah proses pemisahan jus atau slime yang terdiri dari fosfolipid, residu, karbohidrat, air, dan resin tanpa mengurangi kandungan asam lemak bebas dalam minyak, dilakukan dengan menambahkan asam kuat Suryani dkk., 2016. Metode Penelitian Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain soxhlet,kondensor, labu distilasi, heater, klem, statis, erlenmeyer, gelas ukur dan gelas beker. Sedangkan bahan yang digunakan ialah etanol, dan kacang tanah Prosedur Percobaan Tahap Persiapan Dalam tahap persiapan diawali dengan penumbukan atau sampel dihaluskan kacang tanah dalam keadaan kering. Setelah itu, sampel kacang tanah ditimbang sebanyak 50 gram. Sampel yang sudah ditimbang kemudian dibungkus dengan kertas saring yang mana besarnya disesuaikan dengan ukuran soxhlet yang digunakan. Gambar 1. Skema Alat Percobaan Proses Ekstraksi Soxhlet Sampel kacang tanah yang telah dibungkus dengan kertas saring kemudian diikat dengan benang, dan dimasukkan ke dalam soxhlet. Kemudian, ethanol dimasukkan ke dalam soxhlet sebanyak 500 mL. Setelah itu soxhlet dirangkai dengan kondensor dan dilanjutkan dengan air dialirkan dalam kondensor. Tahap berikutnya sistem dipanaskan dengan pemanas elektrik selama 2 jam jam pada suhu 78oC sesuai dengan titik didih ethanol. Proses Destilasi Dalam proses destilasi, campuran solven dengan solute yang ada dalam labu soxhlet di ambil dan di pindahkan ke dalam labu distilasi. Kemudian dilanjutkan dengan proses distilasi selama 1 jam dengan suhu 78oC sesuai dengan titik didih ethanol. Volume sampel yang tertinggal di dalam labu distilasi di ukur dengan menggunakan gelas ukur. Dan di akhiri dengan densitas dihitung minyak sampel kacang tanah yang telah dihasilkan Perhitungan Rendemen Sisa kacang tanah setelah proses ektraksi dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 100oC selama 1 jam. Kemudian, solid Y yang telah dioven di timbang untuk mengetahui beratnya. Dan mengitung rendesmen menggunakan rumus persen rendemen menggunakan persamaan ...........................1 Hasil dan Pembahasan Hasil Tabel 1. Hasil Pengamatan Dari tabel 1. didapatkan hasil perobaan leaching dari sampel kacang tanah sebesar 50 gr yaitu rendemen sebesar 13,.3% dan densitas sebesar 0,83 gr/ml. Percobaan leaching tersebut dilakukan dengan waktu 2 jam pada suhu 78oC. Lalu padatan setelah leaching kacang tanahnya di oven selama 1 jam dengan suhu 100oC. Kemudian untuk minyak kacang tanahnya dihasilkan sebanyak 125 ml dari proses distilasi selama 1 jam dengan suhu 78oC. Pembahasan Tujuan percobaan ini adalah mengetahui persen recovery dari hasil percobaan leaching yang dilakukan dan mengetahui properties minyak hasil leaching berupa densitas. Prosedur percobaan dibagi menjadi 4 tahapan, yakni tahap persiapan bahan dimana harus menumbuk dan menimbang sampel kacang tanah sebanyak 50 gr, lalu tahap proses ekstraksi Soxhlet dimana sampel yang telah di pretreatment dimasukkan kedalam tabung soxhlet dengan memasukkan pelarut etanol, kemudian tahap proses distilasi yakni memisahkan solute dan solven dari proses Soxhlet lalu dimasukkan ke tabung distilasi dan diproses selama 1 jam dengan suhu 78oC dan tahap proses perhitungan rendemen yakni menimbang minyak kacang tanah yang telah di oven selama 1 jam untuk menghitung rendemen. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan nilai persen recovery rendemen sebesar 13,3%, dan properties minyak hasil leaching kacang tanah sebesar 0,837 gr/ml. Rendemen = berat sampel sebelum ekstraksi − berat sampel setelah ekstraksiberat sampel sebelum ekstraksi×100 Sebelum proses Leaching, Dilakukan proses pre-treatment terlebih dahulu dengan mengeringkan dan menghaluskan sampel kacang tanah sebanyak 50gr. Kemudian dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan kedalam soxhlet. Setelah pre-treatment selesai, lalu dilakukan proses leaching. Leaching dilakukan selama 2 jam dengan titik didih etanol yaitu 78℃. Dalam proses pencucian. Jenis dan jumlah pelarut mempengaruhi hasil, dan semakin banyak pelarut yang Anda miliki, semakin banyak produk yang akan Anda dapatkan. Hal ini karena distribusi partikel dalam pelarut lebih luas, area kontak meningkat, dan perbedaan pelarut dan kandungan padatan melebihi Masúd & Puspitasari, 2017. Pada percobaan yang telah dilakukan didapat hasil leaching 500ml dengan warna kuning bening dan sedikit pucat dengan bau kacang tanah bercampur bau etanol. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa Warna tersebut dipengaruhi oleh kandungan zat warna alami dari bahan atau merupakan hasil penguraian zat warna alam tersebut. Minyak kacang tanah berwarna kuning pucat karena pigmen karotenoid dan kandungan luteinnya Suryani dkk, 2016. Dan juga didapat hasil densitas dari minyak kacang tanah ialah 0,83 g/ml. Hal ini tidak sesuai dengan yang dijelaskan dalam penelitian Bahri 2021 yang mendapatkan densitas minyak kacang tanah sebesar 1,268 gr/mL. Namun dijelaskan juga dalam literatur bahwa konsentrasi minyak kacang tanah semakin meningkat dengan adanya penambahan volume pelarut. Hasil terbaik yang didapatkan adalah pada volume 600 mL dengan waktu ekstraksi selama 4 jam menggunakan pelarut etanol, dimana densitas minyak yang dihasilkan yaitu 1,268 gr/mL. Dimana kemampuan pelarut menjadi lebih besar dalam mengekstrak biji kacang tanah menjadi minyak kacang tanah. Pada penelitian ini nilai densitas yang diperoleh antara 0,834 – 1,268 gr/mL. Jadi, banyaknya pelarut dan lama waktu ekstraksi mempengaruhi hasil densitas Bahri, 2021. Pada percobaan ini didapat hasil rendemen sebesar 13,3%. Hal ini mendekati hasil yang didapat oleh Bahri 2021. Dikatakan dalam literatur bahwa Rendemen minyak minimum diperoleh sebesar 15,92% selama 2 jam dengan volume pelarut 400 ml dan waktu ekstraksi menggunakan pelarut etanol. Namun, hasil ini sangat buruk dibandingkan dengan menggunakan n-heksana sebagai pelarut. Rendemen minyak terbaik diperoleh dengan pelarut n-heksana, volume pelarut 600 ml dan waktu ekstraksi 58,29% selama 4 jam. Hal ini dikarenakan ekstraksi menggunakan pelarut heksana untuk ekstraksi lebih unggul dibandingkan pelarut etanol. Pelarut nHeksana bersifat non-polar dan memiliki nilai indeks polaritas yang lebih tinggi dibandingkan etanol Bahri, 2021. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan yaitu 1. Kandungan solute minyak kacang tanah dalam solid kacang tanah dalam ekstraksi menggunakan solvent etanol dengan variabel 2 jam memiliki densitas sebesar 0,837 g/ml. Hal ini sesuai dalam literature bahwa dalam penelitian tersebut nilai densitas yang diperoleh antara 0,834 – 1,268 gr/mL. Jadi, banyaknya pelarut dan lama waktu ekstraksi mempengaruhi hasil densitas 2. Kandungan solute minyak kacang tanah dalam solid kacang tanah dalam ekstraksi menggunakan solvent etanol dengan variabel 2 jam memiliki ekstraksi kacang tanah dengan pelarut etanol menghasilkan rendemen sebesar 13,3 %. Hal ini tidak sesuai dengan yang dijelaskan dalam literature bahwa hasil terendah yang didapat yaitu 15,92 %. Hal ini bisa terjadi karena pengaruh dari pelarut dan jangka waktu yang kurang. Daftar Pustaka Agung. 2017. Teknologi Bahan Alam. Aji, A., Bahri, S., & Tantalia, T. 2018. Pengaruh Waktu Ekstraksi Dan Konsentrasi Hcl Untuk Pembuatan Pektin Dari Kulit Jeruk Bali Citrus maxima. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 61, 33. Bahri, S. 2021. EKSTRAKSI MINYAK KACANG TANAH PEANUT OIL DENGAN PELARUT ETANOL DAN N-HEKSAN. vAgustus, 29–41. Masúd, F., & Puspitasari, P. 2017. Studi Pendahuluan Ekstraksi Bertingkat Minyak Biji Mangga Arumanis Mangifera Indica Menggunalan Pelarut N-Heksan dan Etanol. INTEK Jurnal Penelitian, 41, 42. Mirwan, A. 2013. Pada Ekstraksi Padat-Cair Kolom Isian. Konversi, 21, 32–39. Perina, I., Satiruiani, Soetaredjo, F. E., & Hindarso, H. 2007. Ekstraksi Pektin Dari Berbagai Macam Kulit Jeruk. Widya Teknik, 61, 1–10. Suryani, E., Susanto, W. H., & Wijayanti, N. 2016. Karakteristik Fisik Kimia Minyak Kacang Tanah Arachis Hypogaea Hasil Pemucatan Kajian Kombinasi Asdorben Dan Waktu Proses Physical and Chemical Characteristic of Peanut Oil Arachis hypogaea After Bleaching Study Adsorbent Combination and Pro. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 41, 120–126. Tridayana, A. 2013. Pengaruh Kecepatan Pengaduk terhadap Konsentrasi Polifenol pada Ekstraksi Polifenol pada Kulit Apel Malang. Ekstraksi, 82–88. Appendiks 1. Menghitung hasil rendemen Ekstraksi minyak kacang tanah Rendemen =Berat sebelum ekstraksi − Berat setelah ekstraksiBerat sebelum ekstraksi ×100% Rendemen =50-43,3550 ×100% Rendemen =13,3 % 2. Menghitung densitas minyak kacang tanah ρ =Berat minyak kacang tanah -Berat piknometerVolume piknometer ρ =20,57 - 12,2710 ρ =0,83 gr/ml LEMBAR REVISI Modul Percobaan Leaching Kelompok 4A Tanggal Percobaan 20 September 2021 19/09/2021 25/10/2021 01/11/2021 1/11/2021 20/09/2021 25/10/2021 01/11/2021 8/11/2021 -Abstrak -Pendahuluan -dll -Pendahuluan -fotmat -ukuran font -dll -italic - format metode -pembahasan -kesimpulan -bab dan subbab ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Aji Syamsul BahriTantalia TantaliaPektin adalah senyawa polimer yang dapat mengikat air, membentuk gel atau mengental cairan. Sifat inilah yang dapat dimanfaatkan sehingga selain untuk jelly, pektin juga dipakai dalam industri daging dan produk pangan lainnya yang membutuhkan pengikat air. Pektin dapat dihasilkan dari bahan yang banyak mengandung pektin seperti kulit jeruk bali. Kulit jeruk bali terdapat senyawa alkaloid, likopen, Vitamin C, serta yang paling dominan adalah pektin. Pektin dalam kulit jeruk bali dalam dimanfaatkan dengan ekstraksi menggunakan pelarut. Kulit jeruk bali diblender sampai halus dan ditimbang sebanyak 100gram , HCl sebanyak 300 ml dengan konsentrasi 0,1N dimasukan ke dalam labu Takar 500 ml kemudian diekstraksi selama 70 menit pada suhu 80C serta direndam selama 12 menggunakan etanol 96%. Kemudian disaring dan filtarnya diambil untuk dianalisis % yield, kadar air, akadar abu, asam galakturanat dan mektoksil dari bahan baku kulit jeruk bali. Selanjutnya diteruskan untuk waktu 80, 90, 100, dan 110 menit, kosentrasi HCl 0,15 N, 0,20 N, 0,25 N, dan 0,30 N dengan suhu tetap 80oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa % yield Pektin dari kulit jeruk bali meningkat dengan meningkatnya waktu ektraksi sampai waktu 90 menit setelah waktu tersebut %yield pektik mulai menurun. Kadar Air menurun dengan meningkatnya waktu etraksi dan konsentrasi pelarut. Sedangkan kadar asam galakturonat dan metoksil meningkat dengan meningkat waktu ektrasi dan konsentarai pelarut Persen yield pektin tertinggi didapat pada waktu etraksi 90 menit dengan konsentrasi pelarut etanol 0,25 N % Yield 49,76 % sedangkan % yield terendah 30,27% pada konsentrasi pelarut 0,1 N. Asam galakturonat tertinggi didapat pada waktu 110 menit sebesar 65,961 % dengan kosentrasi pelarut 0,25 N sedangkan terendah pada waktu ektraksi 70 menit dengan persen asam galakturonat 4,268 %. Kadar metoksil terendah 0,434 % dan tertinggi 5,5% dengan konsentrasi pelarut 0,1N dan 0,30 N dan waktu 70 menit dan 110 menit. Fajriyati MasudPuspitasari PuspitasariMango seeds containing oil of about 20-37%, is one source of vegetable oil that has not been touched. Mango seed oil contains polyphenols, so the potential is developed as a functional food. Mango seed oil contains high solid, it can be developed into a product resembling spreadable margarine. The aim of this study was to determine the ratio of solvent, temperature, and time is optimum for extracting mango seed oil. Mango seed oil has been extracted by multistage extraction with hexane and ethanol. Extraction process was performed using reflux method at 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60°C, for 1, 2, 3, 4, 5, 6 hours, with solvent ratio of 1 2, 1 3, 1 4, 1 5, 1 6. The results showed that the ratio of solvent 1 4, 50°C for 4 hours is the best condition for extracting mango seed oil by multistage extraction using n-hexane and Ekstraksi Padat-Cair Kolom IsianA MirwanMirwan, A. 2013. Pada Ekstraksi Padat-Cair Kolom Isian. Konversi, 21, Pektin Dari Berbagai Macam Kulit JerukI PerinaSatiruianiF E SoetaredjoH HindarsoPerina, I., Satiruiani, Soetaredjo, F. E., & Hindarso, H. 2007. Ekstraksi Pektin Dari Berbagai Macam Kulit Jeruk. Widya Teknik, 61, 1-10. Fisik Kimia Minyak Kacang Tanah Arachis Hypogaea Hasil Pemucatan Kajian Kombinasi Asdorben Dan Waktu Proses Physical and Chemical Characteristic of Peanut Oil Arachis hypogaea After Bleaching Study Adsorbent Combination and ProE SuryaniW H SusantoN WijayantiSuryani, E., Susanto, W. H., & Wijayanti, N. 2016. Karakteristik Fisik Kimia Minyak Kacang Tanah Arachis Hypogaea Hasil Pemucatan Kajian Kombinasi Asdorben Dan Waktu Proses Physical and Chemical Characteristic of Peanut Oil Arachis hypogaea After Bleaching Study Adsorbent Combination and Pro. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 41, Kecepatan Pengaduk terhadap Konsentrasi Polifenol pada Ekstraksi Polifenol pada Kulit Apel MalangA TridayanaTridayana, A. 2013. Pengaruh Kecepatan Pengaduk terhadap Konsentrasi Polifenol pada Ekstraksi Polifenol pada Kulit Apel Malang. Ekstraksi, 82-88.
BatuMustika Kerejekian Ampuh Pusaka Dunia Rp 385.000. Tersedia / B3043. Mustika Keberuntungan Hoki Puser 8 Rp 600.000. Tersedia / B4802. Batu Akik Pelet Pengeretan Luweng Sungu Rp 350.000. Tersedia / B5854. Mustika Guratan Emas Gaib Rp 250.000. Tersedia / 7678. Mustika Bertuah Pengusir Hantu Rp 285.000.
Simak cara menanamnya yang mudahDi balik kandungannya yang bermanfaat bagi kesehatan, budidaya dan cara menanam kacang tanah juga terbilang Moms dan Dads bisa menanamnya di pot, di polybag, atau secara hidroponik di rumah. Supaya berhasil mendapatkan kualitas kacang tanah yang bagus dan anti kopong, simak cara menanam kacang tanah berikut ini, yuk!Cara Menanam Kacang TanahFoto cara menanam kacang tanah Pexels/PixabayFoto Orami Photo StockKacang tanah atau yang dikenal dengan nama latin Arachis Hypogaea L. merupakan sejenis tanaman legum atau polong-polongan yang masuk ke dalam ini berasal dari Brazil, Amerika Selatan, yang pertumbuhan tingginya bisa mencapai 50 cm dengan daun kecil yang tersusun tanah memang menjadi makanan favorit, termasuk di Indonesia karena mengandung sumber protein yang baik. Menurut Journal of Food Composition and Analysis, kandungan protein di dalamnya berkisar antara 22-30% dari total itu, dikutip dari jurnal Phytochemistry, kacang tanah mengandung berbagai senyawa tanaman bioaktif dan antioksidan seperti buah-buahan. Bahkan, sebagian besar antioksidan ini berasal dari kulitnya yang bisa dimakan saat kacang masih dibalik khasiatnya yang luar biasa bagi kesehatan tubuh, kacang tanah nyatanya juga dimanfaatkan untuk keperluan berbagai Agro4africa, ada beberapa industri yang menggunakan kacang tanah sebagai bahan baku produksi, sepertiIndustri kimia menggunakan kacang tanah dalam produksi cat dan menghasilkan minyak pelumas, pembalut kulit, semir furnitur, insektisida, dan nitrogliserin dari kacang utama pembuatan kacang tanah berguna untuk pembuatan plastik, papan dinding, selulosa bahan untuk rayon dan kertas, dan lendir lem.Baca Juga 5 Menu MPASI yang Bisa Moms Coba Untuk Kenalkan Kacang Pada BayiCara Menanam Kacang TanahUntuk bisa mengetahui seperti apa cara menanam kacang tanah, pastikan Moms dan Dads sudah memenuhi beberapa syarat. Misalnya, suhu perkecambahan yang optimal bagi kacang tanah antara 20-30°C dengan minimum 18° yang dipilih juga sebaiknya memiliki tingkat pH antara 5,5-7. Sebab, pada tingkat pH di luar kisaran ini, unsur-unsur tertentu menjadi tidak tersedia, seperti besi dan kacang tanah ini paling cocok di daerah yang memiliki ketinggian 50-500 MDPL dengan tingkat curah hujan yang sedang. Jika intensitas hujan terlalu tinggi, hal ini memengaruhi tingginya pertumbuhan jamur yang tidak baik untuk pertumbuhan kacang jika tinggal di daerah yang kurang mendukung, Moms dan Dads dapat menanam kacang tanah hidroponik karena dapat memungkinkan untuk mengontrol unsur media tanam dan lingkungan tak perlu ragu lagi mencoba cara menanam kacang tanah berikut ini agar bisa mendapatkan hasil panen yang maksimal!Baca Juga Moms, Ketahui Lebih Lanjut Tentang Alergi Kacang pada Anak Berikut Ini1. Tahapan Pembibitan Benih Kacang TanahFoto Pilih bibit kacang yang baik Foto membudidayakan kacang tanah, ada baiknya untuk memilih bibit terlebih dahulu. Pemilihan bibit yang tepat bisa memudahkan perawatan serta hasil panen yang memuaskan. Adapun kondisi bibit kacang tanah yang harus dipilih, yaituPilih bibit yang sudah berumur 100 harus berukuran besar dan biasanya akan memiliki daun yang lebat dan lebar dan lebih tahan dari serangan penyakit dan yang baik warnanya mulai kehitaman dan ketika dibuka bagian isinya tidak memiliki selaput dan tampak bisa mendapatkan bibit, Moms dan Dads bisa mendapatkannya dari biji kacang tanah yang ada. Untuk peluang keberhasilan yang lebih tinggi, pilihlah benih dari tanaman kacang yang baru karena memiliki daya tumbuh lebih memilih bibit mana yang tepat, maka langkah selanjutnya adalah masuk ke proses penyemaian bibit. Penyemaian ini cukup menggunakan kapas sebagai medianya. Berikut langkah-langkahnyaRendam terlebih dahulu benih kacang di dalam air hangat suhu 40-45°C selama 10 menit untuk meningkatkan rangsangan kapas dan rendam ke dalam air hangat untuk menghilangkan zat kimia di wadah penyemaian dan masukkan kapas tadi dalam keadaan benih kacang di atas kapas lalu masukkan sedikit di tempat yang tersinari matahari dan agak beberapa minggu agar benih berkecambah dan siap untuk Juga Makan Kacang Saat Menyusui Tingkatkan Reaksi Alergi Bayi?2. Cara Menanam Kacang Tanah di Pot dan di PolybagFoto Menanam kacang tanah di pot Foto bibit kacang tanah memiliki 2-5 helai daun dari proses penyemaian, maka bibit sudah siap dipindahkan di polybag atau di pot. Siapkan pot atau polybag untuk menanam dengan catatan bagian bawahnya sudah diberi menanam kacang tanah di polybag bisa disesuaikan jumlahnya dengan jumlah bibit. Lalu, masukkan batu-batu kecil agar lubang nantinya tidak tersumbat oleh media tanam dengan komposisi tanahkompospasir/sekam = 21 nitrogen tidak dibutuhkan karena kacang tanah masuk ke kelompok legum yang bisa menyuplai nitrogennya apabila menginginkan media tanam yang lebih gembur, maka Moms dan Dads bisa menambahkan 2 sendok pupuk nitrogen atau sesuai dosis yang lubang tanah campuran di polybag atau di pot. Masukkan bibit ke lubang tadi dan tambahkan tanah di sekitarnya. Letakkan polybag atau pot di tempat terang yang aman dari mendapatkan kualitas kacang tanah yang diinginkan, maka lakukan perawatan agar tanaman kacang tanah bisa tumbuh dengan subur dan Juga Mengenal 13 Jenis Kacang-Kacangan, Makanan Sehat untuk Kehamilan3. Cara Menanam Kacang Tanah HidroponikFoto Menanam kacang tanah hidroponik Foto semua rumah memiliki lahan yang cukup untuk menanam kacang tanah. Untuk itu, cara menanam kacang tanah secara hidroponik adalah solusi yang cocok untuk Moms dan Dads yang tinggal di area ingin menanam kacang tanah hidroponik, memang ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah pengaturan tingkat keasaman atau besar tanaman yang menggunakan teknik ini membutuhkan pH antara 5,8-6,8 dengan pH yang paling baik adalah sekitar 6, dan Dads bisa mengecek tingkat keasaman ini dengan menggunakan kertas indikator pH. Jika tingkat pH terlalu rendah, maka tambahkan larutan polar. Namun, jika sebaliknya maka bisa menambahkan kandungan asam kadar pH nya sudah tepat, maka masuk ke cara menanam kacang tanah secara hidroponik. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan menyiapkan net itu masukkan media tanam rockwool yang sudah dilubangi. Letakkan bibit yang sudah disemai tadi di atas tanaman sudah memiliki setidaknya 4 daun, maka mulai berikan nutrisi pada tanaman kacang tanah. Moms dan Dads bisa memberi nutrisi AB mix yang sudah dilarutkan air dengan perbandingan 55 itu, jangan lupa untuk meletakkan tanaman kacang ini di bawah cahaya matahari. Jika tanaman kacang tanah sudah mulai tinggi, Moms dan Dads bisa menambahkan penyangga agar tanaman tetap bisa berdiri Juga Kenali Gejala-Gejala Alergi Kacang pada Anak4. Merawat Kacang TanahFoto Perawatan kacang tanah Foto mengetahui cara menanam kacang tanah, sangat penting juga untuk merawatnya agar menghasilkan kacang dengan kualitas tinggi. Jika media tanam yang digunakan cenderung kering, maka lakukan penyiraman 2 kali sehari saat pagi dan media tanam cukup lembap, maka lakukan penyiraman 1 kali sehari saat pagi atau sore. Apabila ada benih yang mati atau tidak tumbuh maka segera ganti dengan benih yang baru. Bersihkan juga daerah sekitar tanaman agar terbebas dari rumput liar dan penyakit dan hama bisa diatasi dengan penyemprotan fungisida setiap minggu sesuai dengan dosis pada bisa dipanen jika sudah memasuki usia 3-4 bulan untuk umur pendek dan 5-6 bulan untuk umur dan Dads bisa mengetahui ciri-ciri tanaman kacang tanah yang bisa dipanen yaitu polong sudah terisi penuh, batang telah mengeras, daun sudah menguning dan berguguran, dan warna polong sudah berubah menjadi coklat cara menanam kacang tanah dan merawatnya. Semoga Moms dan Dads bisa menikmati kacang tanah hasil keringat sendiri, ya! Sumber Copyright © 2023 Orami. All rights reserved. .
  • ny99tr3iph.pages.dev/226
  • ny99tr3iph.pages.dev/146
  • ny99tr3iph.pages.dev/198
  • ny99tr3iph.pages.dev/89
  • ny99tr3iph.pages.dev/455
  • ny99tr3iph.pages.dev/471
  • ny99tr3iph.pages.dev/480
  • ny99tr3iph.pages.dev/464
  • cara menggunakan batu kacang tanah